• Rabu, 27 September 2023

Neraca Perdagangan September Surplus US$4,99 Miliar, Sektor Non-Migas Jadi Penopang

- Senin, 17 Oktober 2022 | 14:43 WIB
Neraca perdagangan September surplus US$4,99 Miliar. (kemenkeu.go.id)
Neraca perdagangan September surplus US$4,99 Miliar. (kemenkeu.go.id)

SINAR HARAPAN - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus US$4,99 miliar pada September 2022 dengan nilai ekspor US$24,80 miliar dan impor US$19,81 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto, di Jakarta, Senin 17 Oktober 2022 mengatakan neraca perdagangan Indonesia sampai September 2022 ini membukukan surplus sejak Mei 2020.

Setianto menyampaikan surplus neraca perdagangan ditopang oleh neraca perdagangan komoditas non-migas sebesar 7,09 miliar dolar AS, dengan dengan komoditas penyumbang surplus terbesar, yaitu komoditas bahan bakar mineral, lemak dam minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

Baca Juga: Transformasi BUMN Mencapai 80 Persen, Pendapatan Usaha Tembus Rp2.292,5 Triliun

Sementara itu, neraca perdagangan komoditas migas masih mengalami defisit 2,10 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit utama adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Setianto memaparkan terdapat tiga negara yang menyumbang surplus neraca perdagangan terbesar bagi Indonesia, yakni Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Perdagangan dengan AS mengalami surplus 1,26 miliar dolar AS dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Jadi Tinggal Rp6.148 Triliun

Perdagangan dengan India mengalami surplus 1,22 miliar dolar AS dengan penyumbang surplus terbesar pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan besi baja.

Kemudian dengan Filipina surplus 1,1 miliar dolar AS dengan penyumbang surplus utama bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, bijih logam terak, dan abu.

Selain surplus, ada tiga negara yang mengalami defisit terbesar, yang pertama adalah Australia defisit 647,5 juta dolar AS dengan komoditas utama bahan bakar mineral, serealia, serta logam mulia, dan perhiasan.

Baca Juga: IPO Blibli Incar Dana Rp8,17 Triliun, Ternyata Utangnya Juga Fantastis

Kemudian dengan Thailand mengalami defisit 334 juta dolar AS dengan komoditas utamanya mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, plastik dan barang dari plastik, serta kendaraan dan bagiannya.

Terakhir yakni perdagangan dengan Brazil yang defisit 263,1 juta dolar AS dengan komoditas utama ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta daging hewan.

Dengan demikian, neraca perdagangan RI pada Januari-September 2022 mengalami surplus sebesar 39,87 miliar dolar AS dengan surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 58,75 miliar dolar AS, dan defisit neraca perdagangan migas 18,89 miliar dolar AS.***

Halaman:

Editor: Yuanita SH

Sumber: BPS, ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Saham Bursa Karbon Jadi Incaran, Apa Saja?

Selasa, 26 September 2023 | 13:58 WIB

Logistik Pertama Untuk Ajang MotoGP Tiba di Mandalika

Minggu, 24 September 2023 | 21:04 WIB

Optimalkan Operasional Tambang, SMGR Gunakan QMCC

Minggu, 24 September 2023 | 15:46 WIB
X