SINAR HARAPAN - International Monetary Fund (IMF) mendesak sebagian besar bank sentral di wilayah Asia untuk memperketat kebijakan moneter dikarenakan kenaikan harga-harga komoditas dan depresiasi mata uang negara-negara Asia ditekan oleh kenaikan suku bunga AS yang kuat.
Krishna Srinivasan, direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, pada hari Kamis kemarin mengatakan China dan Jepang adalah pengecualian, di mana pemulihan ekonomi berjalan secara perlahan dan inflasi tidak meningkat tajam seperti di negara-negara lainnya.
Srinivasan menambahkan banyak mata uang Asia terdepresiasi cukup tajam berimbas dari pengetatan moneter AS. Hal tersebut menyebabkan melebarnya perbedaan suku bunga yang mendorong biaya impor untuk negara-negara tersebut.
Baca Juga: Viral Penumpang Ngamuk, Saham Turkish Airline Masih Terbang di Atas Resistance
"Sementara baseline kami adalah inflasi mencapai puncaknya pada akhir tahun, depresiasi nilai tukar yang besar dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan persistensi yang lebih besar, terutama jika suku bunga global naik lebih kuat sehingga memerlukan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat di Asia," kata Srinivasan dalam konferensi pers selama pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington.
Srinivasan mengingatkan depresiasi mata uang yang besar dan kenaikan suku bunga juga dapat memicu tekanan keuangan di negara-negara Asia dengan utang yang tinggi.
"Asia saat ini menjadi debitur terbesar di dunia selain sebagai penabung terbesar, dan beberapa negara berisiko tinggi mengalami debt distress," katanya.***
Artikel Terkait
Ekonomi Global Tak Menentu, Simak 6 Saran Warren Buffet Hadapi Volatilitas Pasar Modal
Harga Minyak Kembali Naik Didukung Laporan EIA
Anak Usaha Semen Indonesia (SMGR) Kembangkan Mikroalga, Apa Itu?
Progres Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Telah Capai 88 Persen
BRIS Simulasikan Penjualan Saham BUS, Modal BPD Bertambah Hingga 9 Triliun
Harga Saham BMRI Tertinggi Sepanjang Masa, Dirut Bank Mandiri Respons Begini
Imbas Kenaikan Suku Bunga, Tingkat Pengangguran di Korea Selatan Naik
Harga Emas Turun Tipis Menyusul Laporan IHK AS
Mau Beli Saham CBUT? Baca Dulu Ulasan Berikut!
Viral Penumpang Ngamuk, Saham Turkish Airline Masih Terbang di Atas Resistance