SINAR HARAPAN - Presiden Federal Reserve Bank of New York, John Williams, membawa kabar baik pada Senin waktu setempat, Williams mengatakan bahwa sementara ada tanda-tanda baru pendinginan inflasi.
Williams mengakui bahwa beberapa kategori inflasi, seperti harga komoditas, sudah mulai mendingin. Namun, itu tidak cukup, katanya. Permintaan barang tetap sangat tinggi dan permintaan pasar tenaga kerja dan jasa melebihi pasokan yang tersedia.
Williams menjelaskan bahwa inflasi dari instrumen tersebut berbasis luas dan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk diturunkan.
Baca Juga: Hore! Harga Batu Bara Acuan Indonesia Sentuh Level Tertinggi Tahun 2022
Williams mengatakan inflasi bisa turun menjadi 3,0 persen tahun depan. "Saya melihat inflasi bergerak mendekati target kami 2,0 persen dalam beberapa tahun ke depan," katanya
Meskipun begitu, Williams juga menambahkan bahwa untuk membantu mengendalikan permintaan ke tingkat yang konsisten dengan pasokan dan demi menurunkan inflasi, kebijakan moneter yang agresif masih diperlukan.
"FOMC mengambil tindakan tegas untuk tujuan itu." Tegasnya.
Baca Juga: Inflasi Meroket, Rupiah Anjlok ke Rp15.300 per Dolar AS
Williams, yang juga menjabat sebagai wakil ketua Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan suku bunga Fed, tidak memberikan pandangan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya untuk kebijakan moneter.
Namun, dia mengatakan The Fed akan terus maju dengan tindakan yang bertujuan untuk mendinginkan permintaan dalam upaya untuk membantu menurunkan inflasi kembali ke target The Fed 2,0 persen.***
Artikel Terkait
BI: Tekanan Inflasi Diperkirakan Berlanjut Hingga Tahun Depan
Diterjang Laporan Inflasi, IHSG Sempat Turun ke Bawah Level Psikologis
Bos Raksasa Batu Bara Jual Saham Lagi, Kali Ini Rp2,78 Miliar
Inflasi Meroket, Rupiah Anjlok ke Rp15.300 per Dolar AS
Saham BRMS, Dibeli Investor Asing, Dijual Investor Domestik
Provinsi DIY Catat Inflasi Terendah Se-Pulau Jawa
Jasa Raharja Dorong Pengembangan UMKM Lewat Inkubator JR Preneur
Hore! Harga Batu Bara Acuan Indonesia Sentuh Level Tertinggi Tahun 2022
Makin Canggih, PT Bukit Asam (PTBA) Lanjutkan Digitalisasi Operasional Tambang
Harga Minyak Dunia Terkerek Reaksi Pasar Jelang Rapat OPEC+