Harga Minyak Dunia Terkerek Reaksi Pasar Jelang Rapat OPEC+

- Selasa, 4 Oktober 2022 | 09:03 WIB
Harga minyak dunia terkerek reaksi pasar jelang rapat OPEC. (Dr StClaire/Pixabay)
Harga minyak dunia terkerek reaksi pasar jelang rapat OPEC. (Dr StClaire/Pixabay)

SINAR HARAPANharga minyak melonjak sekitar US$4 pada akhir perdagangan pagi hari ini Selasa 4 Oktober. Penguatan terdorong oleh OPEC+ yang mempertimbangkan untuk mengurangi produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) untuk menopang harga.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik US$4,14 atau sebesar 5,2 persen menjadi menetap di US$83,63 per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah 3,72 dolar,atau 4,4 persen menjadi ditutup di US$88,86 per barel.

Baca Juga: Hore! Harga Batu Bara Acuan Indonesia Sentuh Level Tertinggi Tahun 2022

Penguatan harga minyak dipicu reaksi pasar pascaperilisan laporan bahwa organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+ akan mempertimbangkan pengurangan produksi lebih dari 1 juta barel per hari. OPEC+ secara resmi akan memutuskan hal tersebut dalam pertemuannya pada hari Rabu besok.

Jika hal tesebut disetujui dan benar terjadi, itu akan menjadi pemotongan bulanan kedua berturut-turut setelah mengurangi produksi sebesar 100.000 barel per hari pada bulan lalu.

Seperti diketahui, pada awal September, OPEC+ mengumumkan pengurangan produksi 100.000 barel per hari untuk Oktober guna mendongkrak harga.

Baca Juga: Makin Canggih, PT Bukit Asam (PTBA) Lanjutkan Digitalisasi Operasional Tambang

Sementara itu indeks dolar yang turun untuk hari keempat berturut-turut, meningkatkan permintaan minyak dan tentunya cukup untuk mendongkrak harga minyak.

Sejatinya, harga minyak dan nilai tukar dolar AS saling berlawanan satu sama lain. Penurunan indeks dolar merupakan penguatan pada harga minyak, sebaliknya kenaikan indeks dolar merupakan pelemahan pada harga minyak.

Sebelumnya, harga minyak telah berada di bawah tekanan yang cukup besar, kekhawatiran pengetatan kebijakan agresif oleh bank-bank sentral utama untuk menjinakkan inflasi akan mengakibatkan resesi dan merugikan permintaan bahan bakar.

Baca Juga: Provinsi DIY Catat Inflasi Terendah Se-Pulau Jawa

Hal tersebut menjadi katalis negatif sepanjang bulan September, di mana WTI dan Brent masing-masing jatuh 11 persen dan 8,8 persen.***

Editor: Yuanita SH

Sumber: Trading View, ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Erick Thohir: Situasi Global Belum Baik-Baik Saja

Selasa, 28 Maret 2023 | 08:51 WIB
X