SINAR HARAPAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebutkan inflasi di provinsi DIY pada September 2022 mencapai 1,05 persen atau terendah dibandingkan daerah lain di Pulau Jawa.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Budiharto Setyawan, melalui keterangan tertulis mengatakan bahwa capaian inflasi bulanan DIY lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya di Jawa.
Inflasi DIY yang mencapai 1,05 persen memang lebih rendah dibandingkan DKI Jakarta yang mencapai 1,21 persen (mtm), Jawa Barat (1,21 persen), Banten (1,12 persen), Jawa Tengah (1,19 persen) dan Jawa Timur (1,23 persen).
Baca Juga: BPS: Tingkat Inflasi Tahunan September 2022 Tembus 5,95 Persen
Menurut Budiharto, inflasi DIY pada September 2022 didorong oleh kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan kelompok inflasi inti (core inflation), sementara kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi.
Inflasi terutama bersumber dari dampak langsung kenaikan harga bahan bakar kendaraan. Di sisi lain, komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai merah dan minyak goreng melanjutkan deflasi, menahan laju inflasi yang lebih tinggi.
Dari kelompok administered price, menurut dia, inflasi terbesar disebabkan meningkatnya harga bensin subsidi. Sementara itu, dari kelompok volatile food di DIY, secara bulanan mengalami deflasi.***
Artikel Terkait
Pertamina RD Siap Tembus Pasar Eropa
Harga Emas Masih Naik, Mampukah Kembali ke US$1.700 per ons?
Kurs Rupiah Melemah di Tengah Penantian Rilis Data Inflasi September
Bangkitkan Ekonomi dan Peluang Kerja, Menparekraf Ajak Investor Singapura Berinvestasi di Sektor Pariwisata
BPS: Tingkat Inflasi Tahunan September 2022 Tembus 5,95 Persen
BI: Tekanan Inflasi Diperkirakan Berlanjut Hingga Tahun Depan
Diterjang Laporan Inflasi, IHSG Sempat Turun ke Bawah Level Psikologis
Bos Raksasa Batu Bara Jual Saham Lagi, Kali Ini Rp2,78 Miliar
Inflasi Meroket, Rupiah Anjlok ke Rp15.300 per Dolar AS
Saham BRMS, Dibeli Investor Asing, Dijual Investor Domestik