SINAR HARAPAN - Harga saham Apple Inc (APPL) dalam 2 hari perdagangan naik US$7,61 sehingga ditutup menguat pada US$156,9 pada akhir perdagangan pagi ini Rabu 21 September 2022, terpantau saham APPL bergerak pada rentang terendah US$153,08 dan US$158,08.
Penguatan tersebut seiringan dengan pengumuman kebijakan baru dari APPL yang menaikan harga aplikasi di wilayah jepang dan negara eurozone (zona euro).
Kenaikan tersebut bukan dalam skala kecil, terdapat 19 negara Uni Eropa yang termasuk dalam eurozone, yakni Austria, Belgia, Siprus, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemberg, Malta, Belanda, Portugal, Slovakia, Slovenia, dan Spanyol.
Baca Juga: Semakin Kaya, Arab Saudi Temukan Situs Emas Baru di Madinah
Kenaikan signifikan terjadi di pasar Jepang, dimana harga aplikasi minimum pada platform penjualan App Store direncanakan akan naik sebesar 40 yen (Rp4.186) menjadi 160 yen (Rp16.744) dari sebelumnya hanya 120 yen (Rp12.558).
Adapun negara-negara lain yang akan terpengaruh dari kebijakan ini adalah Chili, Mesir, Malaysia, Pakistan, Polandia, Korea Selatan, Swedia dan Vietnam.
Tidak hanya itu, pemberitahuan tersebut juga mengatakan bahwa selain aplikasi untuk dijual di iPhone App Store, Apple juga akan menaikkan harga untuk pembelian yang dilakukan di setiap aplikasi mulai 5 Oktober.
Baca Juga: Saham AGII Terkoreksi, Bagaimana Prospeknya?
Dilansir dari Kyodo, APPL mengatakan kenaikan ini menyusul harga dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.
Apple akan mengecualikan layanan berlangganan yang dapat diperbarui secara otomatis dari perubahan kebijakan terbaru, menawarkan pengembang pilihan untuk mempertahankan harga saat ini untuk pelanggan yang ada.
Hal tersebut dianggap pasar sebagai upaya APPL untuk menjaga stabilitas finansial perusahaan ditengah ancaman kenaikan suku bunga yang diproyeksikan akan lebih tinggi. Selain itu, dari kebijakan tersebut investor berharap dapat membalikan keadaan setelah jatuhnya harga saham APPL sebesar 9,23 persen dalam sebulan.***
Artikel Terkait
China Longgarkan Lockdown, Prospek Permintaan Minyak Mulai Cerah
Gencarkan Program Konversi BBM ke listrik, Kemenhub Upayakan Subsidi
Emas Dunia Jatuh, Harga Emas Antam Logam Mulia Malah Naik
Kurs Rupiah Masih Lesu, Dolar AS Menguat
Saham AGII Terkoreksi, Bagaimana Prospeknya?
Presiden Jokowi Resmikan Tol Baru Hari Ini
Luar Biasa! Saham Properti SMDM Paling Untung di Tengah Ancaman Suku Bunga Tinggi
Waskita Karya (WSKT) Targetkan Pendapatan Rp20 Triliun
Subsidi dan Kompensasi Energi Naik Menjadi Rp338 Triliun Pada 2023
Semakin Kaya, Arab Saudi Temukan Situs Emas Baru di Madinah