SINAR HARAPAN - Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada Selasa-Rabu, 20-21 September 2022.
Namun, menjelang pertemuan tersebut pasar semakin yakin bahwa The Fed akan kembali mengerek suku bunga yang lebih tinggi, hal tersebut dipertegas dengan hasil studi Bank Dunia mengenai resesi global dan krisis keuangan pada tahun 2023 mendatang.
Berdasarkan studi Bank Dunia, aksi bank sentral di seluruh dunia yang dengan serentak telah menaikkan suku bunga acuannya sepanjang 2022 akan mengakibatkan resesi global dan krisis keuangan negara berkembang pada 2023.
Baca Juga: Kurs Rupiah Lesu Jelang Federal Open Market Commitee (FOMC) Meeting
Bank Dunia menilai bahwa kebijakan yang sinkron di banyak negara justru dapat memperburuk dan memperketat kondisi keuangan, bahkan memperlambatan pertumbuhan ekonomi global. Pembuat kebijakan di negara-negara berkembang pun harus mampu mengelola risiko dari pengetatan moneter yang saling terhubung secara global.
Bank Dunia juga menegaskan bahwa kenaikan suku bunga dan berbagai kebijakan yang ada tidak cukup untuk membawa inflasi global ke tingkat sebelum pandemi Covid-19. Bank sentral mungkin perlu menaikkan suku bunga hingga 2 poin persentase untuk menekan inflasi global.
Menurutnya, untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah, para pemangku kebijakan harus menjaga stabilitas mata uang dan mendorong pertumbuhan lebih cepat. Arah kebijakan suatu negara harus mengalihkan fokusnya dari mengendalikan konsumsi menjadi meningkatkan produksi.***
Artikel Terkait
Cek Saham Teruntung dan Terbuntung Dalam Sepekan, Saham COAL Melesat 67,32 Persen
Kemenkop: Jumlah Wirausaha Belum Capai Angka Ideal, Perlu Upaya Untuk Wujudkan Ekosistem Kewirausahaan
Menparekraf Undang Investor Kembangkan Infrastruktur dan Penunjang Pariwisata di Nusa Penida
BBM BP AKR Turun Harga, Cek Perbandingannya Dengan Pertamina,Vivo, dan Shell
Pemprov dan Disparekraf DKI Dukung Pelaku Ekonomi Kreatif Berpartisipasi Dalam Acara Tokyo Game Show 2022
Apa Yang Investor Perlu Ketahui Jelang FOMC Meeting Pekan Depan?
Pengaruh Putin Pada Pergerakan Minyak dan Gas Dalam Sepekan
Sempat Sentuh Rp800, Saham Toys Bisa Rebound?
Jelang FOMC Meeting, Emas Antam Logam Mulia Stagnan, Buy Back Naik Rp2.000
Kurs Rupiah Lesu Jelang Federal Open Market Commitee (FOMC) Meeting