SINAR HARAPAN - Presiden Rusia Vladimir Putin telah berhasil membuat harga energi global berfluktuasi dengan keputusan perangnya.
Sejumlah komoditas bergerak dengan liar, tetapi setelah hampir tujuh bulan memasuki invasi ke Ukraina, tren bullish komoditas dari operasi militer Rusia rupanya tidak terlalu memukau.
Harga minyak mentah berada di area konsolidasi dengan kenaikan dan penurunan yang sangat tipis. Tetapi bila mengacu pada pergerakan mingguan, minyak mentah telah jatuh untuk minggu ketiga berturut-turut.
Minyak mentah AS West Texas Intermediate berakhir lagi di bawah level psikologis US$90 per barel, sementara patokan global Brent tertatih-tatih berusaha untuk kembali ke singgasananya pada harga US$100 per barel yang semakin menjauh sejak 31 Agustus.
Namun, dalam sepekan, Putin tampaknya telah kehilangan pengaruhnya terhadap sektor energi. Ancamannya untuk menutup semua distribusi minyak dan gas yang keluar dari negaranya tidak terlalu menakutkan.
Selain Putin, sikap dari PM Modi juga sangat penting untuk harga minyak mentah, terutama dalam merespons sanksi pembatasan harga minyak Rusia yang ingin diterapkan oleh negara-negara G7 pada Desember. Negara G7 mencoba menghukum Moskow dari ekspor energinya, G7 menyebut keuntuntungan dari ekspor energi rusia digunakan untuk mendanai perang melawan Ukraina.
Baca Juga: BBM BP AKR Turun Harga, Cek Perbandingannya Dengan Pertamina,Vivo, dan Shell
Diketahui, PM Modi menyatakan bahwa India menolak batas harga minyak G7 dengan alasan kebutuhan keamanan energi dan ekonomi. Pasar menganggap reaksi Modi tersebut sebagai pengakuan bahwa semakin rendah harga minyak mentah Rusia, semakin banyak permintaan dari penyuling India.
Perlu diketahui, pasar energi umunya masih memiliki pasokan yang sangat ketat. Sedikit saja gangguan akan membuat harga kembali naik.
Meskipun begitu, penutupan pipa nord stream oleh pihak Rusia belum sepenuhnya sia-sia, harga gas alam terkoreksi 4,56 persen ke harga 7,65 per MMBBtu dalam sepekan. Namun, harga tersebut terhitung masih menguat 48,82 persen dalam 6 bulan terakhir atau sejak awal invasi Rusia ke Ukraina.***
Artikel Terkait
PLN: Tidak Ada Penghapusan Daya Listrik 450 VA
Kenaikan Tarif Transportasi Online Harus Seiring Dengan Peningkatan Layanan
Kemenperin Dorong Ekosistem Industri 4.0 dan Pengembangan ‘Silicon Valley’ Indonesia
Saham APPL, QCOM, dan GSAT Anjlok, Iphone 14 Bisa Jadi Penyelamat
Cek Saham Teruntung dan Terbuntung Dalam Sepekan, Saham COAL Melesat 67,32 Persen
Kemenkop: Jumlah Wirausaha Belum Capai Angka Ideal, Perlu Upaya Untuk Wujudkan Ekosistem Kewirausahaan
Menparekraf Undang Investor Kembangkan Infrastruktur dan Penunjang Pariwisata di Nusa Penida
BBM BP AKR Turun Harga, Cek Perbandingannya Dengan Pertamina,Vivo, dan Shell
Pemprov dan Disparekraf DKI Dukung Pelaku Ekonomi Kreatif Berpartisipasi Dalam Acara Tokyo Game Show 2022
Apa Yang Investor Perlu Ketahui Jelang FOMC Meeting Pekan Depan?