SINAR HARAPAN - Saham Apple Inc (APPL) dalam sepekan terpantau anjlok 3,07 persen, pelemahan tersebut menambah kerugian sebesar 12,77 persen dalam sebulan.
Saham APPL ditutup pada harga US$150,70 pada pekan ini. Investor tercatat telah melakukan aksi jual sejak tanggal 26 Agustus 2022 yang membawa harga saham APPL ke harga US$163,48 dan akhirnya ditutup US$150,70 pada akhir pekan.
Senasib dengan APPL, Perusahaan semi konduktor Qualcomm Inc (QCOM) mencatatkan pelemahan sebesar 3,38 persen dalam seminggu dan 15,71 persen dalam sebulan, lalu perusahaan satelite Amerika Serikat GlobalStar juga jatuh 0,54 persen pada perdagangan akhir pekan ini.
Baca Juga: Kemenperin Dorong Ekosistem Industri 4.0 dan Pengembangan ‘Silicon Valley’ Indonesia
Sebagian investor memperkirakan angin segar akan segera datang di bulan November, APPL diisukan bekerja sama dengan QCOM dan GlobalStar GSTAR dalam penambahan fitur baru dari Iphone 14.
Sebelumnya, pada awal bulan ini Apple memang sudah menyatakan bahwa model iPhone 14 berisi perangkat keras baru yang memungkinkan layanan pesan darurat.
Fitur tersebut direncanakan akan diaktifkan oleh Apple dengan pembaruan perangkat lunak yang akan datang pada bulan November. Meskipun begitu, Apple tidak memberikan rincian tentang perangkat keras khusus satelit.
Baca Juga: PLN: Tidak Ada Penghapusan Daya Listrik 450 VA
Hal tersebut diperjelas oleh perusahaan sparepart gadget terkemuka iFixit yang membongkar model iPhone 14 dari APPL berisi chip Qualcomm (QCOM) Inc yang dapat berkomunikasi dengan satelit.
Pada hari Jumat lalu, iFixit membongkar model iPhone 14 Pro Max dan mengungkap chip modem pada Iphone 14 adalah Qualcomm X65. Chip tersebut tidak hanya menyediakan konektivitas 5G untuk jaringan seluler, tetapi juga mampu menggunakan apa yang disebut band n53, pita frekuensi yang digunakan oleh satelit dari Globalstar (GSAT).
Globalstar memang pada awal bulan ini mengumumkan kesepakatan di mana Apple akan mengambil hingga 85% dari kapasitas jaringan satelit Globalstar untuk mengaktifkan fitur pesan darurat terbaru dari Apple.
Baca Juga: Kenaikan Tarif Transportasi Online Harus Seiring Dengan Peningkatan Layanan
Meskipun begitu, sebagian investor masih diselimuti ketakutan akan inflasi dan suku bunga yang tinggi oleh Federal Reserve (The Fed) yang membawa kekhawtiran akan turunnya permintaan pada perusahaan manufaktur gadget tersebut.
Artikel Terkait
BSU Tahap 2 Cair Minggu Depan, Sudahkah Anda Terdaftar Sebagai Penerima BSU? Begini Cara Ceknya!
Masih Terbuka! Rekrutmen PPPK Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2022
Akhir Pekan Ini Emas Antam Logam Mulia Naik Rp7.000, Emas Comex Naik Tipis
Harga TBS dan CPO Jambi Turun Lagi, Cek Harganya Sekarang
Gubernur Babel Apresiasi Pembangunan Smelter PT Timah (TINS)
Yuk Cegah dan Tolak Pencucian Uang atau Money Laudering dengan Cara Ini!
Peluang Ekspor Tulang Sapi dan Kerbau ke Jepang Cukup Besar
PLN: Tidak Ada Penghapusan Daya Listrik 450 VA
Kenaikan Tarif Transportasi Online Harus Seiring Dengan Peningkatan Layanan
Kemenperin Dorong Ekosistem Industri 4.0 dan Pengembangan ‘Silicon Valley’ Indonesia