SINAR HARAPAN - Produk Makanan dan Minuman Indonesia Tampil Moncer di
Pameran Fine Food Australia pada 5—8 September 2022 di Melbourne, Victoria, Australia.
Pada pameran makanan dan minuman terbesar di Australia ini, produk Indonesia meraup potensi transaksi sebesar USD 3,1 juta atau lebih dari Rp46 miliar.
Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney, bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, sukses membuat produk Indonesia mendapat perhatian internasional dalam pameran tersebut.
Baca Juga: Dekoruma Ajak UMKM Bali Kolabolasi Ciptakan Produk Furnitur
“Pameran Fine Food merupakan momen penting karena Melbourne merupakan penghubung untuk industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman berkaitan erat dengan industri hospitality dan hiburan sehingga akan sangat banyak potensi yang bisa diraih Indonesia di Fine Food,” ungkap Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania Kuncoro Waseso di pembukaan Paviliun Indonesia di Fine Food Australia.
Industri makanan dan minuman di Australia memiliki potensi yang besar dengan total impor Australia dari dunia sebesar USD 6,3 miliar pada 2021. Indonesia sendiri merupakan pemasok peringkat ke-9 produk makanan dan minuman ke Australia dengan nilai ekspor pada 2021 sebesar USD 222,9 juta atau meningkat 18 persen dari tahun sebelumnya.
Wakil Kepala ITPC Sydney Annisa Puspasari menjelaskan, sejak pandemi Covid-19 masyarakat Australia semakin peduli dengan kesehatan. Selain itu, per 1 Juni 2022 lalu, pemerintah New South Wales (NSW) sudah melarang plastik ringan sekali pakai.
Baca Juga: Menko Airlangga Temui Menteri Jepang: Bahas Ekspor dan Saling Dukung dalam Forum G20 maupun IPEF
Per 1 November 2022, pemerintah NSW juga melarang kotak dan alat makan dari plastik. Pemerintah Victoria akan melarang plastik, kotak, dan alat makan plastik mulai Februari 2023. Peluang yang muncul dari kebijakan-kebijakan tersebut lah
yang ingin disasar Indonesia dalam memperkenalkan produk-produk yang sehat, berkelanjutan, dan inovatif.
“Proses seleksi ekshibitor Paviliun Indonesia di Fine Food 2022 cukup ketat dikarenakan kami ingin tunjukkan kepada masyarakat Australia bahwa Indonesia memiliki produk yang sehat, berkelanjutan, dan inovatif sesuai dengan tren dan selera pasar Australia. Terbukti selama pameran berlangsung, Paviliun Indonesia ramai dikunjungi,” terang Annisa.
Baca Juga: Harga Cabai dan Bawang Naik Seiring Kenaikan BBM
Produk-produk yang dipamerkan di Paviliun Indonesia, antara lain makanan dan camilan buah yang diolah dengan metode pengeringan beku (freeze-dried) dari PT Hijaukan Bumi Lestari; kemasan dan alat makan yang berkelanjutan yang terbuat dari singkong, kayu, bambu, dan kertas beras dari PT Evogaia Karya Indonesia; berbagai produk berbahan kelapa dari PT Tri Jaya Tangguh; minuman vodka rasa kopi dan mohito rasa limau dari PT Mayora Indah Tbk; biskuit, kacang, dan selai dari PT Dolphin Food & Beverages Industry; serta air kelapa, mi bebas gluten, dan krimer rendah lemak yang dibawa Sony Trading Pty Ltd.
Artikel Terkait
Indosat Oredoo Luncurkan Layanan Koneksi Internet Kabel Optik HIFI
Sektor Teknologi Dorong Wall Street Ke Zona Hijau
Minyak Naik Lagi, Sanggup Naik Ke US$100 per Barel?
Harga Emas Dunia Naik, Harga Emas Antam Stagnan di Akhir Pekan Ini
Harga Cabai dan Bawang Naik Seiring Kenaikan BBM
Harga Semen di Papua Sentuh Rp650.000, Pasca Kenaikan BBM
Merger Membuahkan Hasil, Kinerja PT Pelindo Meningkat
Harga Aset Kripto Ethereum Berpotensi Naik Dengan Mekanisme Baru
Menko Airlangga Temui Menteri Jepang: Bahas Ekspor dan Saling Dukung dalam Forum G20 maupun IPEF
Dekoruma Ajak UMKM Bali Kolabolasi Ciptakan Produk Furnitur