SINAR HARAPAN - Investasi baru dari Daikin, yaitu PT Daikin Industries Indonesia, akan memproduksi AC rumah tangga pada semester II-2024.
Nilai investasi dari pembangunan pabrik AC yang berlokasi di GIIC Industrial Parks Bekasi tersebut adalah Rp3,3 triliun dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta unit per tahun. Melalui investasi ini, diperkirakan Daikin mampu menyerap tenaga kerja sebesar 1.600-2.500 orang.
Investasi tersebut mencerminkan sektor industri manufaktur semakin bergeliat seiring dengan komitmennya merealisasikan investasi. Realisasi penanaman modal sektor industri yang mencapai Rp230,8 triliun atau berkontribusi sebesar 39,5% dari total nilai investasi yang menembus Rp584,6 triliun pada semester I tahun 2022.
Baca Juga: BBM Naik Saat Minyak Dunia Turun, Pasar Modal Bagaimana?
“Sektor industri manufaktur nilai investasinya meningkat dari Rp167,1 triliun pada semester I-2021, menjadi Rp230,8 triliun di semester I-2022 atau naik signifikan sebesar 38%,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (3/9).
Sejalan dengan investasi AC dari Daikin tersebut, Menperin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk produk AC, baik untuk rumah tangga maupun AC komersial.
Terlebih lagi Daikin merupakan merek besar dengan predikat market leader untuk pasar AC di Indonesia. Tentu hal ini menjadi langkah yang tepat bagi Daikin maupun brand besar lain untuk segera menanamkan modal dan berproduksi di Indonesia.
Baca Juga: Berbeda Dengan Indonesia yang Naikkan BBM, Malaysia Justru Turunkan BBM
Sementara itu Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, menegaskan tentang keseriusan Kemenperin dalam hal menjaga iklim investasi baru agar tetap berkembang dan mampu menyeimbangkan trade balance sektor elektronika.
“Target ini dapat dilakukan melalui salah satu instrumen berupa Neraca Komoditas (NK) untuk produk-produk elektronika termasuk AC yang akan diimplementasikan di tahun mendatang,” ujarnya.
Artikel Terkait
Ekonom: Pemerintah Waspadai Dampak Harga BBM Pada Pertumbuhan Ekonomi
Pengusaha: Walau Kenaikan BBM Masih Moderat, Pemerintah Perlu Kendalikan Dampaknya
Banyak Konsumen Beralih ke SPBU Vivo, Dianggap Lebih Murah dan Bersih
Harga Gas Alam Ambruk Jelang Persiapan Musim Dingin Eropa
IHSG Sepekan, Saham BBCA, BMRI, BBNI dan ADRO Diborong Asing
Organda Minta Pemerintah Sesuaikan Tarif Moda Angkutan Umum
Kartu Prakerja Gelombang 44 Sudah Dibuka, Simak Langkah Pendaftarannya!
Berbeda Dengan Indonesia yang Naikkan BBM, Malaysia Justru Turunkan BBM
Starbucks Umumkan CEO Baru Gantikan Howard Schultz
BBM Naik Saat Minyak Dunia Turun, Pasar Modal Bagaimana?