Harga Batu Bara Melonjak, Stok PLN Aman?

- Senin, 15 Agustus 2022 | 18:38 WIB
Ilustrasi tambang batu bara ( : Istimewa)
Ilustrasi tambang batu bara ( : Istimewa)

SINAR HARAPAN - Harga batu bara naik semakin tinggi setelah sempat melonjak 16,22% pada pekan lalu. Harga ini diperkirakan sudah cukup tinggi dan masih berpotensi naik lagi pada pekan ini.

Harga batu bara masih akan berada di kisaran US$ 400 per ton. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (12/8/2022), harga batu bara kontrak September di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 403 per ton. Harganya menguat 1,43%.

Penguatan pekan kemarin adalah yang tertinggi sejak pertengahan Mei 2022 (16-20 Mei 2022). Pada saat itu, harga pasir hitam melonjak 16,42%.

Dengan lonjakan harga batu bara yang melambung tinggi , bagaimana nasib PLN yang masih menggunakan batu bara sebagai pembangkit listrik PLTU batu bara di negeri ini?

Dilansir dari Squawk Box CNBC Indonesia , Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, pada hari Senin (15/8/2022) mengatakan "Kita melihat walaupun aman, tren sedikit menurun dan ini jadi perhatian khusus. Nah dalam hal ini, di tengah harga batu bara yang dulunya hanya sekitar US$ 60-70 per ton dan saat ini di atas US$ 350 per ton tentu kita terus menjaga agar stok batu bara aman. Alhamdulilah untuk saat ini sudah di ambang batas aman.”

Meski demikian, disparitas antara harga pasar internasional dengan Domestic Market Obligation (DMO) telah membuat tantangan tersendiri.

Menurut Darmawan Prasodjo, kebijakan yang dibuat oleh pemerintah saat ini juga cukup kuat. PLN bersama pemerintah melakukan monitor day to day terkait pasokan batu bara untuk pembangkit listrik.

Saat ini, DMO untuk kelistrikan harganya telah dipatok US$ 70 per ton sedangkan kalau dilihat di pasar internasional saat ini, harga batu bara sudah di atas US$ 350 per ton.

"Nah ini pemerintah sudah usulkan yaitu pembentukan BLU, di mana nanti berkontrak dengan PLN tentu seakan akan menggunakan market price, jadi ini usulan pemerintah dan kami ucapkan terima kasih ke Presiden dan Menteri ESDM, dimana dengan adanya kebijakan ini masalah disparitas harga bisa diselesaikan secara permanen," ujar Darmawan Prasodjo.

 

Editor: Yuanita SH

Sumber: CNBC Indonesia, Trading View

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sempat Hampir Breakout, Saham VAST Balik Arah

Selasa, 21 Maret 2023 | 17:21 WIB

Resmi! UBS Akan Mengambil Alih Credit Suisse

Senin, 20 Maret 2023 | 10:06 WIB
X