SINAR HARAPAN - Harga saham emiten penyedia layananan data center milik Otto Toto Sugiri dengan kepemilikan sebanyak 712.784.905 saham atau 29 persen, PT DCI Indonesia (DCII) masih terus bergerak terkonsolidasi pada rentang Rp34.650 dan Rp34.000 dalam sepekan.
Pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini Selasa 22 Agustus 2023 pukul, harga saham DCII pun masih stagnan di harga Rp34.650.
Meski sahamnya tampak kurang bergairah, dan bahkan masih mencatatkan koreksi sebesar 5,91 persen sejak awal tahun 2023. Namun, tidak demikian dengan kinerja keuangan perseroan yang justru mencatatkan pertumbuhan signifikan.
Baca Juga: Balik Arah, Harga Saham INPS Batal Tembus Resistance
Selama semester I 2023, emiten yang terafiliasi dengan Anthoni Salim ini membukukan peningkatan pendapatan sebesar 38,12 persen year on year (yoy) menjadi Rp632,8 miliar, dibandingkan sebelumnya sebesar Rp458,16 miliar.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan, laba bersih DCII juga meningkat 69,38 persen (yoy) menjadi Rp242,2 miliar pada semester I 2023, dari sebelumnya sebesar Rp143 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
"Selain bertumbuh 38 persen dari sisi pendapatan, EBITDA meningkat 39 persen, serta laba bersih turut meningkat 69 persen, jika dibandingkan dengan semester I 2022. Kinerja ini merupakan hasil dari implementasi inisiatif strategis dan efisiensi operasional yang telah dijalankan," Ujar Direktur Keuangan dan Corporate Affairs DCII Evelyn.
Baca Juga: Rupiah Menguat Terdorong Pergerakan Positif Indeks Saham Asia
Selama 2023, ia menyebut fokus utama perseroan untuk tetap memenuhi permintaan pasar layanan pusat data yang terus meningkat dengan melanjutkan proyek ekspansi platform DCI, dengan mengoperasikan enam gedung pusat data berstandar global berkapasitas 82 megawatt (MW).
Dalam paparan publik Selasa 22 Agustus 2023, dirinya menjelaskan bahwa sejak beroperasi pada 2013 perseroan mempertahankan tingkat ketersediaan layanan pada level 100 persen, artinya tidak terdapat insiden downtime di seluruh fasilitas pusat data yang dioperasikan oleh DCI.
Sehingga, lanjutnya, keberhasilan tersebut menjadikan perseroan sebagai penyedia layanan pusat data pertama di Asia Tenggara yang berhasil meraih Tier-IV Certification of Operational Sustainability (TCOS) dengan predikat Gold dari Uptime Institute.
Baca Juga: Produksi Emas Meningkat, Saham BRMS Diborong Asing
Selain itu, perseroan juga mendapatkan pengakuan pada tingkat regional sebagai Indonesia Data Center Services Provider of the Year oleh Frost & Sullivan selama empat tahun berturut-turut.
Tak hanya itu, Evelyn juga memproyeksikan pendapatan dan laba bersih perseroan tumbuh double digit sampai akhir 2023 seiring kinerja positif yang telah tercapai selama semester I 2023.
"Kami masih optimis bahwa pertumbuhan pendapatan dan laba bersih ini akan terus tumbuh dan memenuhi proyeksi target. Kami masih memproyeksikan pertumbuhan double digit hingga akhir tahun ini," ujarnya.***
Artikel Terkait
Update Harga Emas Antam Senin Ini, Stabil di Rp1.057.000 Per Gram
Harga CPO Mulai Menanjak, Saham DSNG Kok Masih Sideways
Harga Saham HUMI Balik Arah, Hold Atau Jual?
Ditopang Jasa Pertambangan, Pendapatan Royaltama Mulia RMKO Melonjak 113 Persen
Hadiahi Anak Saham, Segini Sisa Saham BOS Bank BBCA (BBCA)
Ekonom Indef: Kebijakan DHE Dukung Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah dan Kendalikan Inflasi
Hadapi Dampak El Nino, Pemerintah Tambah Area Tanam Padi
Produksi Emas Meningkat, Saham BRMS Diborong Asing
Rupiah Menguat Terdorong Pergerakan Positif Indeks Saham Asia
Balik Arah, Harga Saham INPS Batal Tembus Resistance