SINAR HARAPAN - Kurs atau nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank pada Kamis 8 Juni 2023 kembali melemah 0,17 persen atau 25 poin menjadi Rp14.902 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.877 per dolar AS.
Menurut pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, pelemahan rupiah terhadap dolar AS berpeluang berlanjut pada hari ini seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS yang menyiratkan persepsi pelaku pasar bahwa kondisi suku bunga tinggi masih akan dipertahankan di AS.
"Kenaikan imbal hasil obligasi AS dipicu kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Kanada yang di luar ekspektasi semalam, naik 25 bps menjadi 4,75 persen," ujarnya di Jakarta, Kamis 8 Juni 2023.
Baca Juga: Performa Mingguan Saham VTNY Terpoles 44 Persen, Hold Atau Jual?
Bank Sentral Kanada menaikan suku bunga acuan dengan tujuan untuk menurunkan target inflasi mereka menjadi 2 persen, mengingat sekarang sudah berkisar 4,4 persen.
Berdasarkan survei CME Fed Watch Tool, probabilitas jeda di Juni 2023 menunjukkan penurunan dari sebelumnya di kisaran 80 persen menjadi 66 persen.
Ariston mengatakan pelemahan rupiah berpotensi ke kisaran Rp14.900 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.850 per dolar AS.
Baca Juga: Harga Emas Comex Jatuh, Harga Emas Antam Ikut Turun Rp8.000 Hari Ini
Sebelumnya, Analis Senior, Lukman Leong, menyampaikan bahwa pembukaan pada hari Kamis, investor akan cenderung wait and see menantikan serangkaian data dan event ekonomi penting minggu depan.
Misalnya, data cadangan devisa Indonesia yang diumumkan pada Jumat (9/6), neraca perdagangan Indonesia, dan data inflasi AS dan pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) minggu depan.
"Dolar AS sendiri diperkirakan masih akan range bound, rupiah sendiri masih didukung sentimen positif domestik dan akan menguat walau tidak akan besar," kata Lukman pada Rabu (7/6).***
Artikel Terkait
Harga Saham YG Entertainment Anjlok 3% Setelah Berakhirnya Kontrak Eksklusif G-Dragon
Kinerja Solid, Harga Saham MAPI Breakout Resistance
Laporan Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Tumbuh 4,9%
Harga Saham Gajah Tunggal (GJTL) Meroket 50,89 Persen di Tahun 2023, Perhitungan Lo Kheng Hong Tokcer?
Ditutup Menguat, Harga Saham MAPI Sentuh Harga Tertinggi Baru
ELSA Segera Bagi Dividen 50 Persen Laba Bersih
UMKM Mengisi 10 Persen Antrean Pipeline IPO Tahun Ini
20 Persen Saham Public Vale Indonesia (INCO) Dimiliki Asing? Cek Faktanya!
Harga Emas Comex Jatuh, Harga Emas Antam Ikut Turun Rp8.000 Hari Ini
Performa Mingguan Saham VTNY Terpoles 44 Persen, Hold Atau Jual?