• Sabtu, 30 September 2023

Strategi Diversifikasi Mantap, DOID Kantongi Pendapatan Rp6,13 Triliun

- Senin, 5 Juni 2023 | 08:34 WIB
Strategi Diversifikasi Mantap, DOID Kantongi Pendapatan Rp6,13 Triliun. (FOTO: Jakartadailyindonesia/https://buma.com.au/)
Strategi Diversifikasi Mantap, DOID Kantongi Pendapatan Rp6,13 Triliun. (FOTO: Jakartadailyindonesia/https://buma.com.au/)

SINAR HARAPAN - PT Delta Dunia Makmur (DOID) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 23 persen YoY sehingga mengantongi US$409 juta atau Rp6,13 triliun. Hal itu didukung oleh kemampuan strategi diversifikasi bisnis perseroan.

Presiden Direktur DOID, Ronald Sutardja, mengatakan perseroan bangga dengan pencapaian yang kuat di kuartal I 2023. Operasi DOID di Indonesia dan Australia terus menunjukkan kinerja yang baik.

"Strategi diversifikasi kembali membuahkan sukses yang tergambar dari meningkatnya jumlah pendapatan dari bisnis batu bara metalurgi sekaligus mengurangi pendapatan dari batu bara termal," ujar Ronald dalam keterangan resmi di keterbukaan informasi BEI yang dikutip Senin 5 Juni 2023.

Baca Juga: Promosikan Transisi Energi, Bakrie & Brother (BNBR) Dukung Envision Racing Team di Formula E

"Sebanyak 15 persen dari pendapatan yang dibukukan pada kuartal I 2023 berasal dari aktivitas penambangan batu bara metalurgi di Australia," sambungnya.

Ronald optimistis target pendapatan 25 persen dari diversifikasi komoditas akan tercapai pada akhir 2023 ini sekaligus mendukung pencapaian positif yang konsisten sepanjang 2023.

Tidak hanya itu, volume overburden removal juga meningkat 9 persen dari 123,5 juta bank cubic meter (bcm) di kuartal I 2022 menjadi sebesar 134,4 juta bcm di kuartal I 2023.

Baca Juga: Jepang Ajak Pelaku Usaha di Bogor Bekolaborasi Untuk Pertumbuhan Daerah

Dari sisi operasional, produksi batu bara meningkat sebesar 21,5 juta ton metrik atau naik 18 persen YoY dari 18,3 juta ton metrik di kuartal I 2022.

EBITDA perusahaan tumbuh sebesar 6 persen YoY. Margin EBITDA keseluruhan menurun sebesar 3 persen YoY karena adanya penurunan margin sebesar 2 persen di Indonesia, terutama akibat inflasi biaya.

Namun, program efisiensi biaya yang diterapkan DOID berhasil menyeimbangkan sebagian besar inflasi harga aktual yang lebih tinggi.

Baca Juga: Kembangkan Pengelolaan Wisata, Revitalisasi Candi Borobudur Libatkan UNESCO

Oleh karena itu, laba operasional pada kuartal I 2023 meningkat meskipun nilai depresiasi lebih tinggi dan terjadi peningkatan London Inter-Bank Offered Rate (LIBOR).

Menyusul jumlah penagihan yang besar selama April dan Mei 2023, tingkat piutang Perusahaan kembali normal.

Halaman:

Editor: Yuanita SH

Sumber: ANTARA, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Rombak Jajaran, TRON Punya Komisaris Baru!

Sabtu, 30 September 2023 | 10:15 WIB

Ekspor Perhiasan Indonesia Masuk Peringkat 17 Dunia

Kamis, 28 September 2023 | 17:09 WIB

Harga Emas Antam Anjlok, Turun RP8.000 per gram Hari Ini

Kamis, 28 September 2023 | 09:21 WIB
X