Pertamina Ungkap 3 Tantangan Utama Transisi Energi di Asia

- Sabtu, 27 Mei 2023 | 08:12 WIB
Pertamina Ungkap 3 Tantangan Utama Transisi Energi di Asia. (Foto: Pertamina)
Pertamina Ungkap 3 Tantangan Utama Transisi Energi di Asia. (Foto: Pertamina)

SINAR HARAPAN - Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero), Salyadi Saputra, mengatakan Asia termasuk Indonesia memiliki sejumlah tantangan terhadap penerapan energi baru terbarukan atau renewable energy.

Usai Nikkei Forum 2023 di Tokyo, Jepang, Salyadi menyampaikan bahwa teknologi, regulasi dan pembiayaan, menjadi tantangan yang dihadapi oleh negara-negara Asia.

"Masing-masing negara masalahnya berbeda, tapi intinya cuma tiga, jadi tiga itu yang mungkin harus dikerjakan bersama-sama," ujar Salyadi dari keterangan yang dikutip Sabtu 27 Mei 2023.

Baca Juga: Gelontorkan Dana Rp140 Miliar, IPCM Tambah 2 Unit Kapal Baru

Salyadi menyampaikan, saat ini Indonesia belum bisa sepenuhnya menerapkan kebijakan pemberian hukuman terhadap perusahaan yang memproduksi CO2 tinggi. Sementara Singapura, telah memiliki peraturan tersebut.

Menurut Salyadi, Indonesia tidak bisa menerapkan hal serupa karena kondisi yang dihadapi berbeda. Meski demikian, Indonesia harus mempersiapkan diri untuk bergerak dan menyiapkan strategi agar target emisi nol karbon di 2060 bisa tercapai.

"Di kita belum, tapi gimana pun juga ini mau enggak mau, suka tidak suka arahnya ke sana. Jadi kita harus mempersiapkan diri dan kita harus jalankan dengan strategi tadi, enggak boleh rugi, tetap harus untung tapi harus lebih green," kata Salyadi.

Baca Juga: Berupaya Jadi Innovator Layanan Digital di Indonesia, BBTN Kolaborasi Dengan Alibaba Cloud

Salyadi mengatakan, Pertamina telah melakukan investasi pada bisnis energi hijau dalam rangka mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan serta mendukung program dekarbonisasi seperti elektrifikasi, battery, solar PV, coal to chemical, geothermal, carbon capture and storage (CCUS) dan hidrogen.

Saat ini, jumlah investasi Pertamina untuk bisnis energi hijau baru mencapai 2-3 persen. Namun, angka tersebut akan terus bertambah.

"Investasi kita kan harus terukur, ekosistemnya seperti apa. Pasti kalau ada kesempatan kita naikin terus. Kalau kita dapat untungnya sama kayak yang konvensional (fosil) tapi green pasti akan kita balikin aja, karena green ini kan lebih sustainable dari yang fosil," kata Salyadi.***

Editor: Yuanita SH

Sumber: ANTARA, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Harga Emas Comex Jatuh, Emas Antam Apa Kabar?

Sabtu, 3 Juni 2023 | 09:35 WIB
X