BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen

- Jumat, 26 Mei 2023 | 10:40 WIB
BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen. (foto: suaramerdeka.com / dok)
BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen. (foto: suaramerdeka.com / dok)

SINAR HARAPAN - Bank Indonesia (BI) kembali pertahankan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang berlangsung pada 24-25 Mei 2023.

“Keputusan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi inti tetap terkendali dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat kembali ke dalam sasaran lebih awal dari prakiraan sebelumnya,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis sore 25 Mei 2023.

Bank sentral terakhir kali menaikkan suku bunga acuan pada Januari 2023.

Baca Juga: Transaksi Perbankan Digital RI Meningkat Capai Rp4.265 Triliun Pada April 2023

Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility pada level 5 persen dan suku bunga Lending Facility tetap di posisi 6,5 persen.

Sebelumnya, ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky, berpendapat Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,75 persen di bulan ini.

BI perlu mempertahankan suku bunga di 5,75 persen bulan ini sambil mempersiapkan kebijakan moneter yang akomodatif untuk meningkatkan ketahanan eksternal dan mendorong stabilitas harga domestik di tengah potensi perlambatan ekonomi global tahun ini,” kata Riefky, Rabu (24/5/2023).

Baca Juga: Ingin Bangun Trem, Bima Arya Ajak Pemerintah Prancis Berinvestasi

BI telah mempertahankan suku bunga di 5,75 persen selama tiga bulan terakhir karena inflasi yang relatif terkendali dan arus masuk modal yang telah memperkuat dan menstabilkan rupiah.

“Melihat data terkini, inflasi diperkirakan akan terus menurun dan kembali dalam target BI sebesar 3 plus minus 1 persen secara tahunan dalam waktu dekat,” katanya.

Permintaan surat utang Indonesia juga masih menjanjikan karena investor memperkirakan bank sentral Amerika Serikat The Fed tidak akan melakukan pengetatan moneter yang tidak terlalu agresif di sisa tahun ini sehingga selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan US Treasury tetap cukup menarik.***

 

Editor: Yuanita SH

Sumber: ANTARA, bi.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X