SINAR HARAPAN - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis 25 Mei 2023 pagi melemah 0,35 persen atau 52 poin menjadi Rp14.952 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.900 per dolar AS.
Mengutip analisis Analis Bank Woori Saudara (BWS), Rully Nova, dari ANTARA, Kamis 25 Mei 2023, pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, masih disebabkan belum tercapainya perundingan soal plafon utang atau debt ceiling Amerika Serikat di parlemen AS.
“(Karena belum ada kesepakatan), pelaku pasar mengambil langkah risk off,” kata dia.
Baca Juga: Jajaki Pengembangan Energi Hijau Dengan Perusahaan Jepang, Saham PGEO Perlahan Merangkak Naik
Selain itu, faktor lainnya adalah rilis notulen pertemuan The Fed yang belum memastikan jadwal waktu penghentian penurunan suku bunga.
Substansi dalam rilis pertemuan bank sentral AS tersebut adalah penguatan pasar tenaga kerja AS yang masih berlanjut, lalu tren laju inflasi AS menurun dengan kecepatan yang sangat lambat.
Kemudian juga ketahanan sistem perbankan agak terganggu yang tercermin dari beberapa bank regional yang mengalami kesulitan akibat tren kenaikan suku bunga.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) Catatkan Kontrak Baru Senilai Rp5,2 Sriliun Sepanjang 2022
“(Substansi selanjutnya adalah) pendapat para pejabat The Fed yang terpecah terkait keberlanjutan kenaikan suku bunga ke depan,” ucapnya.
Pada pembukaan perdagangan, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 0,35 persen atau 52 poin menjadi Rp14.952 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.900 per dolar AS.
Di pasar Asia, dilaporkan bahwa kurs dolar AS naik karena kebuntuan dalam negosiasi untuk menaikkan plafon utang AS membuat investor waspada terhadap aset-aset berisiko karena pukulan terhadap ekonomi global akan terjadi jika pemerintah AS gagal bayar.
Baca Juga: Startup platform sosial commerce Indonesia, Evermos, Raih Dana Segar Senilai 40 Juta Dolar AS
Sementara itu, indeks saham Asia juga jatuh ke level terendah dua bulan pada awal perdagangan Kamis (25/5).
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang merosot 0,56 persen ke level terendah dua bulan di 505,35 poin, dengan indeks S&P/ASX 200 Australia terpangkas 0,78 persen. Nikkei Jepang tetap menjadi pengecualian untuk wilayah tersebut, menguat 0,32 persen.
Artikel Terkait
Total Aset Industri Asuransi Jiwa Turun Rp5,5 Triliun Kuartal I 2023
BTPN Suntik Dana Pinjaman Sindikasi Rp1,111 Triliun ke Perusahaan Salim Group
Temui Menteri Inggris, Menteri Bahlil Bahas Potensi Investasi Baterai Listrik
Cair Awal Juni, Adaro Energy (ADRO) Sepakati Kurs Tengah Pembagian Dividen Tunai US$500 Juta
Diselimuti Sentimen Positif, Harga Minyak Melesat Pagi Ini
Harga Emas Dunia Merosot, Emas Antam Ikut Turun Rp8.000 Per Gram Hari Ini
Bahas Kebijakan EUDR, Menko Airlangga Bertemu Dengan Duta Besar Uni Eropa
Startup platform sosial commerce Indonesia, Evermos, Raih Dana Segar Senilai 40 Juta Dolar AS
PP Presisi (PPRE) Catatkan Kontrak Baru Senilai Rp5,2 Sriliun Sepanjang 2022
Jajaki Pengembangan Energi Hijau Dengan Perusahaan Jepang, Saham PGEO Perlahan Merangkak Naik