SINAR HARAPAN - Harga Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menguat tipis, yakni sebesar 0,6 persen pada akhir perdagangan sesi pertama siang ini Kamis 25 Mei 2023.
Meskipun hanya menguat tipis pada siang hari ini, secara kumulatif dalam sebulan terakhir, harga saham PGEO telah mencatatkan penguatan sebesar 11,33 persen.
Asal tahu saja, sejak rebound pada arwa support Rp595, tanggal 11 April lalu, perlahan harga saham PGEO mulai merangkak naik.
Baca Juga: Performa Saham Tengah Merosot, Mampukah Produksi Bahan Baterai EV Memoles Saham NCKL?
Hingga siang hari ini, posisi harga saham PGEO berada di atas rerata harga 5 dan 20 hari yang masing-masing berada pada Rp830 dan Rp795.
Tren bullish pada harga saham PGEO pun telah dikonfirmasi melalui persilangan kedua indikator rerata harga di Rp725 pada tanggal 18 April 2023.
Meski saham PGEO belum mampu melesat menyentuh batasan ARA, bukan berarti kinerja perseroan sedang lesu.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) Catatkan Kontrak Baru Senilai Rp5,2 Sriliun Sepanjang 2022
PGEO diketahui tengah menjajaki kerja sama pengembangan energi hijau dengan sejumlah perusahaan di Jepang.
Langkah bisnis berkelanjutan terus dilakukan oleh PGEO setelah mendapatkan respons positif dari investor asing seusai penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bond), yang ditandai dengan kehadiran manajemen PGEO pada acara Indonesia-Japan Corporations Exclusive Business Matching Event yang digelar di Tokyo, Jepang pada 22 Mei 2023.
Direktur Utama PGEO, Ahmad Yuniarto, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis 25 Mei 2023 mengatakan bahwa kegiatan ini sangat strategis untuk membuka peluang kerjasama antara perusahaan Jepang dan Indonesia dalam menciptakan sinergi positif bagi kedua belah pihak.
Baca Juga: Cair Awal Juni, Adaro Energy (ADRO) Sepakati Kurs Tengah Pembagian Dividen Tunai US0 Juta
"Tentunya kehadiran PGEO pada forum business matching yang diadakan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (IDX) ini menjadi tanda bahwa usaha yang kami kembangkan memiliki potensi market besar di mata investor asing, khususnya negara-negara yang sudah sangat menaruh perhatian besar bagi pengembangan energi bersih," ucap Ahmad.
Ia menjelaskan energi panas bumi atau geothermal di Indonesia saat ini memiliki potensi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat (AS).
Artikel Terkait
Tenggat Waktu Negosiasi Debt Ceiling AS Makin Mepet, Saham-saham Wall Street Berjatuhan
Total Aset Industri Asuransi Jiwa Turun Rp5,5 Triliun Kuartal I 2023
BTPN Suntik Dana Pinjaman Sindikasi Rp1,111 Triliun ke Perusahaan Salim Group
Temui Menteri Inggris, Menteri Bahlil Bahas Potensi Investasi Baterai Listrik
Cair Awal Juni, Adaro Energy (ADRO) Sepakati Kurs Tengah Pembagian Dividen Tunai US$500 Juta
Diselimuti Sentimen Positif, Harga Minyak Melesat Pagi Ini
Harga Emas Dunia Merosot, Emas Antam Ikut Turun Rp8.000 Per Gram Hari Ini
Bahas Kebijakan EUDR, Menko Airlangga Bertemu Dengan Duta Besar Uni Eropa
Startup platform sosial commerce Indonesia, Evermos, Raih Dana Segar Senilai 40 Juta Dolar AS
PP Presisi (PPRE) Catatkan Kontrak Baru Senilai Rp5,2 Sriliun Sepanjang 2022