SINAR HARAPAN - Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Kamis 25 Mei 2023 pagi, didongkrak oleh berbagai sentimen positif yang menyelimuti harga komoditas energi tersebut.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juli terangkat US$1,43 atau 1,96 persen, dan ditutup pada US$74,34 per barel di New York Mercantile Exchange.
Dengan ditutupnya harga WTI di harga tersebut, tren bullish pada harga WTI telah dikonfirmasi melalui persilangan MA5 dan MA20 di harga US$73,11.
Baca Juga: Cair Awal Juni, Adaro Energy (ADRO) Sepakati Kurs Tengah Pembagian Dividen Tunai US0 Juta
Namun, harga WTI masih harus menghadapi area resistance terkuatnya di US$74,57.
Sementara itu, minyak mentah jenis Brent kontrak Juli ikut mengekor dan melonjak US$1,52 atau 1,98 persen, sehingga ditutup pada US$78,36 per barel di London ICE Futures Exchange.
Dengan penguatan tersebut, harga Brent telah berhasil breakout resistance US$77,44.
Baca Juga: Temui Menteri Inggris, Menteri Bahlil Bahas Potensi Investasi Baterai Listrik
Jangan heran, tren bullish pada harga Brent telah lebih dahulu dikonfirmasi yakni pada tanggal 23 Mei lalu, melalui persilangan MA% dan MA20 pada harga US$76,25.
Kenaikan harga minyak pagi ini tersulut sentimen positif dari laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang menyatakan bahwa persediaan minyak mentah komersial AS membukukan penurunan tajam dari minggu ke minggu sebesar 12,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Mei.
Selain itu, persediaan bensin dan bahan bakar sulingan AS turun masing-masing sebesar 2,1 juta barel dan 0,6 juta barel.
Baca Juga: BTPN Suntik Dana Pinjaman Sindikasi Rp1,111 Triliun ke Perusahaan Salim Group
Senada dengan EIA, Data persediaan minyak yang dikeluarkan oleh American Petroleum Institute (API) juga menunjukkan penurunan besar pekan lalu, yang mendorong harga minyak lebih tinggi.
Tidak hanya pengetatan persediaan dan pasokan bahan bakar AS saja, analis pasar senior pemasok informasi pasar FX Empire, James Hyerczyk, mengatakan sentimen positif juga datang dari timur tengah, yang mana menteri energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman Al Saud memperingatkan prospek penurunan produksi lebih lanjut oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya.***
Artikel Terkait
Rupiah Hari Ini Kembali Melemah Akibat Faktor Eksternal di AS
Inilah Daftar 10 Negara Terkaya di Dunia Tahun 2023, Salah Satunya Tetangga Indonesia
Mau Spin Off IndieHome, Begini Nasib Saham TLKM
Performa Saham Tengah Merosot, Mampukah Produksi Bahan Baterai EV Memoles Saham NCKL?
MPXL Kantongi Kontrak Proyek dari Amman Mineral (AMNT), Mau Garap Apa?
Tenggat Waktu Negosiasi Debt Ceiling AS Makin Mepet, Saham-saham Wall Street Berjatuhan
Total Aset Industri Asuransi Jiwa Turun Rp5,5 Triliun Kuartal I 2023
BTPN Suntik Dana Pinjaman Sindikasi Rp1,111 Triliun ke Perusahaan Salim Group
Temui Menteri Inggris, Menteri Bahlil Bahas Potensi Investasi Baterai Listrik
Cair Awal Juni, Adaro Energy (ADRO) Sepakati Kurs Tengah Pembagian Dividen Tunai US$500 Juta