Lebih dari 17 Ribu Ternak di Sulsel Mati Terjangkit Flu Babi Afrika (ASF)

- Rabu, 17 Mei 2023 | 08:19 WIB
Ilustrasi/Lebih dari 17 Ribu Ternak di Sulsel Mati Terjangkit Flu Babi Afrika (ASF). (ANTARA/HO-Dinas Pertanian Kabupaten Sikka)
Ilustrasi/Lebih dari 17 Ribu Ternak di Sulsel Mati Terjangkit Flu Babi Afrika (ASF). (ANTARA/HO-Dinas Pertanian Kabupaten Sikka)

SINAR HARAPAN - Jumlah ternak, khususnya babi yang mati karena serangan flu babi afrika atau virus African Swine Fever (ASF) di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, mencapai 17.105 ternak dalam periode 12-15 Mei 2023. 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, Amrullah Rasyid, melalui keterangannya diterima di Makassar, Rabu 17 Mei 2023, mengatakan jumlah babi yang mati mencapai 17.105 ekor dari populasi 38.556 ekor.

"Untuk data babi yang mati per tanggal 15 Mei 2023 sebanyak 17.105 ekor dan ini hampir dari setengah populasi babi di Luwu Timur," ujarnya.

Baca Juga: Pembangunan Kereta Gantung Gunung Rinjani Menunggu Amdal Rampung

Amrullah Rasyid mengatakan babi yang mati tersebar di 11 kecamatan dan kematian terbesar di Kecamatan Tomoni Timur dengan 8.598 ekor dari populasi 12.054 ekor.

Dia menyebutkan tingkat kematian babi di Luwu Timur mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, drh I Gusti Ngurah menjelaskan virus African Swine Fever (ASF) sesuai keterangan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2020, ASF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Genus Asfivirus Family.

Baca Juga: Perkuat Kemitraan Pengusaha RI-Mesir, Mendag Kunjungi Importir Kopi dan Pabrik Indomie di Mesir

Virus itu menyerang ternak babi dan babi liar di semua umur yang menyebabkan babi sakit dengan tingkat fatalitas 100 persen.

Virus ASF bukan zoonosis, namun bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar karena belum ada vaksin dan obat untuk ASF.

"Untuk daya tahan, virus ASF dalam beberapa material tanpa perlakuan apapun bisa bertahan antara lain; urin sampai dengan 15 hari, feses sampai dengan 160 hari, daging babi olahan yang disimpan pada suhu ruang sampai dengan 105-300 hari, dan daging babi beku sampai dengan 1.000 hari," katanya.

Baca Juga: Tangani Serangan Siber, BRIS Bersinergi Dengan BSSN

Angka kematian ini diperkirakan bertambah seiring dengan makin luasnya cakupan virus ASF ini yang hampir merata di seluruh wilayah Luwu Timur.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur, Bidang Peternakan juga masih terus memperbaharui data setiap hari terkait kondisi terakhir jumlah babi yang mati untuk dilaporkan ke tingkat provinsi maupun kementerian guna mendapatkan respon untuk penanganan termasuk pengadaan disinfektan.***

Halaman:

Editor: Yuanita SH

Sumber: ANTARA, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

TikTok Shop Masih Jualan, Begini Kata Mendag

Selasa, 3 Oktober 2023 | 14:27 WIB

Harga Saham ADMR Lanjut Bearish, Hold Atau Jual?

Senin, 2 Oktober 2023 | 11:21 WIB

Erick Thohir Terpilih Kembali Jadi Ketua Umum MES

Senin, 2 Oktober 2023 | 07:39 WIB
X