SINAR HARAPAN - Calon emiten pertambangan nikel PT Merdeka Battery Minerals Tbk (MBMA) yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) memproyeksikan mampu memproduksi 88 ribu ton nikel per tahun setelah menyelesaikan pembangunan smelter Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF) baru pada semester kedua nanti.
Sebagai informasi, hingga hari ini Jumat 31 Maret 2023, saham MBMA masih dalam masa penawaran awal yang berlangsung hingga 4 April 2023, dengan harga Rp780 sampai Rp795. Setelah itu penawaran umum akan dilakukan pada tanggal 12 hingga 13 April, dilanjutakan penjatahan saham pada 14 April.
Distribusi saham akan dilakukan pada 17 April, dan pada 18 April saham MBMA secara resmi direncanakan mulai diperdagangkan secara terbuka.
Baca Juga: Jelang Bagi-bagi Dividen Rp1 Triliun, Harga Saham SIDO Siap Bullish?
Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 31 Maret 2023 kemarin, mengatakan di tahun 2023 ini pihaknya telah berencana untuk gelontorkan dana investasi untuk menambah kapasitas smelter-nya.
“Total investasi untuk tahap satu kami rencanakan berkisar 1,28 miliar dolar untuk 60 ribu ton kapasitas tahap pertama. Semester kedua nanti, kami akan memulai produksi RKEF ketiga, tentunya ini juga yang akan kami utamakan untuk menyumbang pendapatan perusahaan,” katanya.
Wakil Presiden Direktur MBMA, Jason Greive, menjelaskan saat ini sumber pendapatan perusahaan masih berasal dari operasional smelter RKEF yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas produksi mencapai 38 ribu nikel per tahun pada 30 September 2022.
Baca Juga: Sempat Anjlok, Kenaikan Harga Minyak Poles Harga Saham MEDC
Selain itu, lanjut Jason, perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi itu juga berfokus pada standar Enviromental, Social, and Corporate Governance (ESG) mengikuti regulasi yang telah ditetapkan pemerintah.
Dia berharap, perseroan mampu menerapkan standar ESG untuk proyek RKEF dan High Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan baik.
“Perusahaan juga berkomitmen untuk menjalankan proses bisnis sesuai dengan prinsip tata kelola Environmental, Social and Governance atau ESG. Ini adalah salah satu bentuk dukungan perusahaan untuk mencapai target net-zero emission pada tahun 2050,” ujar Jason.
Baca Juga: Resmikan Cold Storage 2000 Ton, Saham BUAH Makin Segar
Di samping itu, MBMA telah menjalin kerjasama dengan grup Tsingshan, Huayou, serta Contemporary Amperex Technology (CATL) yang merupakan pemain global dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.
Sebagai perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April mendatang, MBMA memiliki fundamental yang cukup solid.
Sampai September 2022, perusahaan telah mencatatkan pendapatan usaha senilai 289,45 juta dolar AS dengan laba kotor sebesar 31,31 juta dolar AS.***
Artikel Terkait
Dukung NZE, Menkeu: Investor Swasta Lirik Pembiayaan Transisi Energi
Bukan Jakarta, Provinsi Ini Punya Jumlah Investor Terbanyak di Indonesia
Resmikan Cold Storage 2000 Ton, Saham BUAH Makin Segar
Performa Keuangan Membaik, Bank J Trust (BCIC) Raup Laba Rp86,6 Miliar
Jelang Bagi-bagi Dividen Rp1 Triliun, Harga Saham SIDO Siap Bullish?
Jangan Lewatkan Sembako Murah di Safari Ramadhan Tahap Kedua BUMN Jabodetabek, Catat Lokasinya!
Mulai 1 April 2023, Tol Becakayu Resmi Beroperasi Penuh Dengan Tarif Baru
Piala Dunia U20 FIFA Batal Digelar di Indonesia, Negara Rugi Berapa?
Kurs Rupiah Menguat Seiring Penurunan PDB AS
Presiden Jokowi resmikan KEK Lido Bogor milik Hary Tanoe