SINAR HARAPAN - Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) mencatat jumlah investor pada pasar modal dari provinsi Jawa Barat (Jabar) merupakan yang terbanyak di Indonesia.
Kepala BEI Perwakilan Jawa Barat, Reza Sadat Shahmeini, mengatakan hingga Februari 2023 tercatat ada sebanyak 2.376.284 warga ber-KTP Jawa Barat yang menjadi investor.
Untuk jumlah total di Indonesia sendiri adalah sebanyak 10,6 juta investor.
Baca Juga: Sempat Anjlok, Kenaikan Harga Minyak Poles Harga Saham MEDC
"Itu angka investor di pasar modal ya, yang investasinya dengan berbagai instrumen, saham, obligasi, reksadana, dan yang lainnya," kata Reza di Bandung, Jawa Barat, Kamis 30 Maret 2023.
Peringkat pertama jumlah investor di Indonesia itu diisi oleh daerah Jawa Barat sejak tahun 2020, mengungguli daerah Jakarta.
Kini mayoritas investor merupakan kalangan yang berusia muda.
Baca Juga: Laba Bersih Meroket, Saham INDY Menguat 4 Hari Perdagangan Beruntun
Di Jawa Barat, dengan 40 persen dari jumlah investor itu merupakan warga berusia 18-25 tahun, kemudian 28 persen merupakan warga berusia 41 tahun ke atas.
"Sekarang mayoritas generasi zilenial jadi investor, itu yang menyebabkan pertumbuhan dunia investasi," kata dia.
Dari 2,4 juta jumlah investor di Jawa Barat itu, Reza mengatakan ada sebanyak Rp118 triliun lebih aset investasi.
Baca Juga: Dukung NZE, Menkeu: Investor Swasta Lirik Pembiayaan Transisi Energi
Yang paling banyak, menurutnya aset itu merupakan investasi di bidang saham sebesar 85 persen.
"Faktor adanya COVID-19 juga menjadi pendorong kenaikan jumlah warga yang bermain di pasar modal karena sekarang sambil rebahan pun sudah bisa bermain saham," katanya.
Meski begitu, banyaknya warga di Jawa Barat yang aktif di pasar modal itu tidak serta merta disertai dengan pemahaman literasi.
Pihak BEI Jawa Barat juga berupaya untuk meningkatkan pemahaman investor mengenai pasar modal.
Di antaranya, BEI Perwakilan Jawa Barat pun rutin menggelar sekolah pasar modal dengan biaya yang gratis. Dengan begitu, warga yang memiliki modal pun tidak asal-asalan dalam berinvestasi.
"Main saham jangan asal beli, kita harus tahu betul, produknya laku nggak, bukan tebak-tebakan, kebanyakan saat ini investor masih awam, mungkin masih tebak-tebakan, kemampuan analisanya belum dipertajam," kata Reza.***
Artikel Terkait
Eksportir Wajib Tahu, Aturan Baru Penyimpanan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Akan Terbit Bulan April
Laba Bersih Melesat, Bank Syariah Indonesia (BRIS) Bagikan Zakat Rp173 Miliar
Laba Bersih Indofood (INDF) Pada 2022 Menyusut 17 Persen, Ada Apa?
Ikuti Segera Job Fair Online Terbesar Grup Astra, Astra Virtue 2023, Simak Cara Daftarnya!
Laba Bersih Meroket, Saham INDY Menguat 4 Hari Perdagangan Beruntun
Sempat Anjlok, Kenaikan Harga Minyak Poles Harga Saham MEDC
Alhamdulillah, THR ASN dan Pensiunan Cair H-10 Idul Fitri 2023 dan Gaji ke-13 Cair Juni
Spillover Effect Jadi Sorotan di ASEAN, Begini Kata Gubernur BI dan Menkeu
Kantongi US$300 Juta, Global Bond Bank Mandiri (BMRI) Catat Oversubcription Terbesar Dalam Sejarah Perseroan
Dukung NZE, Menkeu: Investor Swasta Lirik Pembiayaan Transisi Energi