SINAR HARAPAN - PT Danareksa Investment Management (DIM) melalui kegiatan Investor Gathering memberikan update dan insight bagi para investor di Tanah Air agar dapat mengoptimalkan investasi berkelanjutan.
Direktur Sales & Marketing Danareksa Investment Management, Upik Susiyawati, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu 22 Maret 2023, menyampaikan kegiatan tersebut digelar dalam bentuk Investor Gathering bertajuk “ESG Investing: Building Sustainable Resilient Portfolio”.
“Hal ini menunjukkan semakin tingginya perhatian investor terhadap dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya tata kelola perusahaan yang baik untuk berbisnis secara keberlanjutan,” ujar Upik.
Baca Juga: Hobi Pamer Kekayaan di Sosial Media, Kepala Kantah Jakarta Timur Dibebastugaskan
Meskipun pandemi COVID-19 telah mereda, menurut dia, gangguan terhadap perekonomian dan bisnis, serta ketidakpastian di pasar keuangan dan investasi masih terus berlangsung.
Ditambah, kenaikan suku bunga acuan bank sentral di berbagai negara dan tingginya inflasi menyebabkan ketidakpastian di pasar saham, meningkatkan imbal hasil obligasi, serta melemahkan berbagai nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah mendisrupsi pasokan energi dan pangan ke berbagai negara.
Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Lakukan First Welding Pipa Gas ke FajarPaper
Namun dari dalam negeri, rupiah masih resilient di tengah berbagai tantangan global yang didukung oleh pasar valas domestik yang masih cukup baik serta di dorong oleh transaksi spot dan swap yang tinggi.
Dari sisi perubahan iklim dan lingkungan, pihaknya menyampaikan bahwa perubahan iklim semakin memburuk yang dalam beberapa dekade terakhir dan peningkatan emisi karbon menjadi tantangan bagi perekonomian, termasuk di Indonesia.
Aspek lingkungan menjadi concern utama investor dalam melakukan investasi ESG hingga tahun 2025, salah satunya yaitu akibat perubahan iklim semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir dan emisi CO2 yang semakin meningkat, menjadi tantangan bagi perekonomian.
Baca Juga: Akuisi Signature Bridge Bank, Flagstar Bank Ambil Sebagian Aset Kecuali Aset Kripto
Pihaknya menyampaikan semua hal tersebut akan menjadi daya tarik bagi investor global yang sedang mencari safe heaven investment opportunity di tengah ancaman resesi di negara-negara belahan utara.
Dalam kesempatan sama, Chief Investment Officer DIM, Herman Tjahjadi, menyampaikan pada Maret 2023 pasar saham global sedang dilanda ketidakpastian tinggi setelah krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) di AS dan Credit Suisse di Eropa.
Artikel Terkait
Dinilai Dapat Percepat Pemulihan Perekonomian, Perppu Ciptaker Disetujui DPR Jadi Undang-Undang
Harga Saham SAGE Merosot 19,29 Persen, Hold Atau Jual?
Turun! Tarif Efektif Pemotongan Pajak Penghasilan Royalti Kini Jadi 6 Persen
Perry Warjiyo Kembali Menjadi Gubernur BI Periode 2023-2028
Sempat Hampir Breakout, Saham VAST Balik Arah
PUPR Minta Tambahan Anggaran IKN Hingga Rp8 Triliun
Performa Keuangan Makin Moncer, Laba Bersih SMDR Melesat 128,64 Persen
Akuisi Signature Bridge Bank, Flagstar Bank Ambil Sebagian Aset Kecuali Aset Kripto
Perusahaan Gas Negara (PGAS) Lakukan First Welding Pipa Gas ke FajarPaper
Hobi Pamer Kekayaan di Sosial Media, Kepala Kantah Jakarta Timur Dibebastugaskan