SINAR HARAPAN - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus catatkan perbaikan kinerja keuangan. Hal ini sejalan dengan percepatan target profitabilitas perusahaan yang ditargetkan dicapai di akhir tahun ini.
Berdasarkan kinerja indikatif tahunan dan kuartal keempat 2022, GOTO mencatat pertumbuhan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) yang disesuaikan sebesar 52 persen year on year (yoy) dan 15 persen secara kuartalan atau quarter on quarter (qoq) menjadi minus Rp3,1 triliun.
Perbaikan EBITDA yang disesuaikan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan GOTO tahun lalu. Sepanjang tahun 2022, pendapatan bruto GOTO tumbuh 35 persen yoy menjadi Rp22,9 triliun, sementara pendapatan bersih perusahaan melesat 120 persen yoy menjadi Rp11,3 triliun.
Baca Juga: Pemerintah Siap Berikan Insentif PPN Hingga 10% Untuk Pembelian Mobil dan Bus Listrik
GOTO juga berhasil mencatat pertumbuhan positif untuk nilai transaksi bruto (GTV) sepanjang tahun lalu. Di 2022, GTV perusahaan tumbuh 33 persen yoy menjadi Rp613 triliun. Sementara di kuartal IV 2022 saja, GTV ekosistem digital terbesar di Indonesia ini meningkat 18 persen yoy menjadi Rp162 triliun.
Direktur Keuangan GOTO, Jacky Lo, mengatakan kemampuan perusahaan mencatat pertumbuhan yang konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi ini juga dibarengi dengan pengelolaan beban secara menyeluruh dari perusahaan. Hal ini termasuk pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh organisasi.
“Tujuan kami adalah mendorong penghematan beban usaha yang telah mendukung tercapainya perbaikan indikator profitabilitas lebih cepat dari perkiraan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa 21 Maret 2023.
Baca Juga: Sri Mulyani Jelaskan Transaksi Mencurigakan Rp349 Triliun Yang Dilaporkan PPATK
Sementara itu, Direktur Utama GOTO, Andre Soelistyo, mengatakan bahwa peningkatan kinerja di kuartal keempat menegaskan kemajuan pesat dalam percepatan langkah menuju profitabilitas.
“Dengan mempertajam fokus untuk mendorong monetisasi bagi pelanggan setia, pertumbuhan pendapatan tetap tercapai di tengah implementasi strategi pengurangan insentif serta pemasaran produk,” kata Andre.***
Artikel Terkait
Kebutuhan Uang Tunai Selama Ramadhan dan Idul Fitri Meningkat, BI Siapkan Uang Tunai Rp195 Triliun
Anjlok 38,08 Persen Sepanjang 2023, Bos Champ Resto (ENAK) Jual Saham
Terdampak Sentimen SVB, Harga Saham GOTO Sentuh Batasan ARB
Eksportir Sektor Pertambangan dan Perkebunan Setor Devisa Hasil Ekspor 173 Juta Dolar AS Dalam Dua Pekan
Kisruh Impor Pakaian Bekas, Teten: Praktik Impor Ilegal Pakaian Bekas Ganggu UMKM dan Tenaga Kerja
Lima Tower PLN Roboh, Aliran Listrik Kabel Bawah Laut ke Pulau Bangka Putus
Situs Pendukung Penyaluran Subsidi Motor Listrik, Sisapira, Siap Digunakan Bulan Ini
Sri Mulyani Jelaskan Transaksi Mencurigakan Rp349 Triliun Yang Dilaporkan PPATK
Kapal Pengangkut Sampah, Mobula 8, Kolaborasi Indonesia-Seacleaners Resmi Diluncurkan di Laut Bali
Pemerintah Siap Berikan Insentif PPN Hingga 10% Untuk Pembelian Mobil dan Bus Listrik