SINAR HARAPAN - Gas bumi dinilai memiliki peran strategis pada era transisi energi sebelum sepenuhnya beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2060 atau bahkan lebih cepat.
Koordinator Kelompok Kerja Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rizal Fajar Muttaqin, mengatakan gas bumi sebagai sumber energi fosil relatif lebih bersih dibandingkan dengan minyak bumi dan batu bara.
"Selain itu, cadangan gas bumi kita masih cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik dalam jangka panjang," katanya saat webinar bertajuk "Gas Bumi Menjadi Andalan Transisi Energi", yang digelar Komunitas Bincang Energi Update (BEU), sebagaimana dikutip dari keterangannya Minggu 19 Maret 2023.
Baca Juga: KKP Hentikan Proyek Reklamasi Tambang Nikel, Ada Apa?
Selain Fajar, hadir sebagai narasumber Tenaga Ahli Lingkungan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Mohammad Kemal Rohali, Vice President Upstream Business Portofolio Performance Management PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Akbar, dan Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro.
Menurut Rizal, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, gas menjadi jembatan untuk transisi energi sebelum net zero emission (NZE) pada 20260 atau lebih cepat.
"Produksi minyak bumi yang terus menurun, sementara konsumsi terus meningkat berdampak pada peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan." katanya.
Ia juga mengatakan pemanfaatan sumber energi alternatif dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan serta impor bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah.
Karena itu, Kementerian ESDM mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik, yang telah terbukti dengan semakin meningkatnya persentase pemanfaatan gas untuk domestik.
"Total realisasi penyaluran gas sampai Desember 2022 mencapai 5.474,42 BBTUD, yang 67,27 persen dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Sementara, ekspor LNG sebesar 21,76 persen," ungkap Rizal.
Baca Juga: Kembali Menjadi Safe-Haven, Harga Emas Dunia dan Emas Antam Meroket!
Guna memenuhi kebutuhan gas domestik, lanjutnya, kontrak ekspor LNG jangka panjang yang saat ini masih berjalan untuk beberapa pembeli akan dihentikan bila kontraknya berakhir.
Rizal pun memastikan cadangan terbukti (proven reserve) gas bumi Indonesia cukup memenuhi kebutuhan 15 tahun ke depan atau masih ada sebesar 36 triliun kaki kubik (TCF).
Artikel Terkait
Targetkan Pertumbuhan Pendapatan Hingga 100 Persen, Saham NCKL Segera Melantai di Bursa
Saham PGEO Anjlok 8,23 Persen dari Harga IPO, Masihkah Layak Dikoleksi?
BEI dan HIPKA Berkolaborasi Mendorong UMKM Untuk IPO
Raksasa Perbankan UBS Siap Akuisisi Credit Suisse
PT MEDCO E&P Indonesia Buka Lowongan Pekerjaan Terbaru 2023, Daftar Segera!
Sideways Selama Sebulan, Harga Saham BPTR Akhirnya Melesat
Genjot Reformasi Nonminyak, Arab Saudi Naik Peringkat S&P Global
Kembali Menjadi Safe-Haven, Harga Emas Dunia dan Emas Antam Meroket!
Mau Liburan ke Jepang? Jangan Lewatkan Diskon Wisata ke Jepang dari Bank Mega (MEGA) - Japan Airlines (JAL)
KKP Hentikan Proyek Reklamasi Tambang Nikel, Ada Apa?