SINAR HARAPAN - Harga saham Batavia Properindo Trans (BPTR) melesat 32,5 persen dan ditutup di harga Rp159 pada akhir perdagangan pekan ini. Dengan penguatan tersebut performa mingguan saham BPTR pun turut terkerek naik 27,2 persen, dan bahkan menanjak 30,33 persen dalam sebulan.
Dalam sepekan, sebanyak 287,7 juta saham BPTR diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp38,5 miliar, saham BPTR pun telah berpindah tangan sebanyak 40.211 kali.
Tren bullish pada saham BPTR telah dikonfirmasi melalu persilangan ma5 dan ma20 di harga Rp122 pada tanggal 10 Maret 2023 lalu. Terhitung sejak 24 Februari 2023 saham BPTR ditopang oleh area resistance Rp103.
Baca Juga: PT MEDCO E&P Indonesia Buka Lowongan Pekerjaan Terbaru 2023, Daftar Segera!
Sebelumnya harga saham BPTR sempat mengalami pergerakan sideways yang cukup panjang, terhitung sejak 15 Februari hingga 16 Maret harga saham BPTR bergerak terbatas pada rentang tertinggi Rp136 dan terendah 103.
Wajar saja, sejak 1 Februari 2023 saham BPTR mulai diperdagangkan dengan harga terbarunya, setelah sebelumnya pada BPTR melakukan aksi berupa Right Issue. Pasca rampungnya aksi tersebut, harga saham BPTR ditekan oleh aksi jual dari para investor dan trader yang mulai melakukan profit taking.
Dalam rights issue-nya, saham BPTR dipatok diharga harga Rp100 dengan rasio 25:32 yang berarti setiap pemegang 25 saham berhak atas 32 hak memesan efek terlebih dahulu.
Baca Juga: Raksasa Perbankan UBS Siap Akuisisi Credit Suisse
Dalam aksinya itu, BPTR menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1.984.000.000 lembar saham. Sebesar 70% dana right issue digunakan sebagai modal kerja dan sisanya 30% dipakai untuk penyelesaian angsuran atas utang pembiayaan kepada PT Woori Finance Indonesia Tbk (BPFI).
Sebagai informasi, BPTR adalah perusahaan jasa transportasi yang didirikan pada tahun 2014. Perusahaan ini menawarkan penyewaan jangka panjang, penyewaan jangka pendek, manajemen armada, dan layanan logistik.
Perusahaan ini merupakan bagian dari grup Batavia, yang memulai bisnisnya di industri jasa keuangan di Indonesia pada awal tahun 2000.***
Artikel Terkait
Krisis Perbankan Berlanjut, 11 Bank di AS Suntik Dana Penyelamatan US$30 Miliar Kepada First Republic Bank
Saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI Dilepas Asing, Perbankan Indonesia Masih Aman?
Tagih Kredit Macet, Bank BJB (BJBR) Kerja Sama Dengan Askrindo
Bank Jago (ARTO) Bidik Kenaikan Jumlah Nasabah di 2023
IHSG Fluktuatif, Bank BNI (BBNI) Siap Buyback Saham Rp905 Miliar
Targetkan Pertumbuhan Pendapatan Hingga 100 Persen, Saham NCKL Segera Melantai di Bursa
Saham PGEO Anjlok 8,23 Persen dari Harga IPO, Masihkah Layak Dikoleksi?
BEI dan HIPKA Berkolaborasi Mendorong UMKM Untuk IPO
Raksasa Perbankan UBS Siap Akuisisi Credit Suisse
PT MEDCO E&P Indonesia Buka Lowongan Pekerjaan Terbaru 2023, Daftar Segera!