Saham PGEO Anjlok 8,23 Persen dari Harga IPO, Masihkah Layak Dikoleksi?

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 08:58 WIB
Saham PGEO Anjlok 8,23 Persen dari Harga IPO, Masihkah Layak Dikoleksi? (Foto: jatengnetwork.com)
Saham PGEO Anjlok 8,23 Persen dari Harga IPO, Masihkah Layak Dikoleksi? (Foto: jatengnetwork.com)

SINAR HARAPANHarga Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) merosot 6,4 persen dalam sepekan pada periode 13 hingga 17 Maret 2023. Dengan begitu, Harga Saham PGEO telah anjlok sebesar 8,23 persen dari Harga IPO nya di Rp875 ke Harga Rp805 di akhir pekan ini.

Berdasarkan data perdagangan sepekan Harga Saham PGEO bergerak pada rentang Rp775 dan Rp860, Saham PGEO pun masih terbantu oleh area support pertama di Rp765 lalu area support kedua di Rp730.

Namun, Harga Saham PGEO masih harus berjuang menembus area resistance pertama di Rp850 dan area resistance kedua di Rp880.

Baca Juga: Targetkan Pertumbuhan Pendapatan Hingga 100 Persen, Saham NCKL Segera Melantai di Bursa

Meskipun performa sahamnya tengah anjlok, PGEO menargetkan peningkatan kapasitas produksi hingga 1.272 Mega Watt (MW) pada tahun 2027.

“Kapasitas produksi PGEO akan ditingkatkan lagi hingga 1.272 MW pada 2027, sebagai salah satu penggunaan dana hasil IPO. Hingga saat ini PGE telah berhasil mengaliri 2,08 juta rumah di Indonesia,” ujar Corporate Secretary PGEO, Muhammad Baron, dalam keterangan yang dikutip Sabtu 18 Maret 2023.

Entitas usaha PT Pertamina (Persero) ini mengambil bagian pengelolaan 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) atau 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dan beroperasi di enam area. Adapun, sebesar 672 MW dioperasikan oleh PGEO dan sebesar 1.205 MW dikelola melalui kontrak operasi bersama atau Joint Operation Contract (JOC).

Baca Juga: IHSG Fluktuatif, Bank BNI (BBNI) Siap Buyback Saham Rp905 Miliar

Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar kedua di dunia dan sudah dimanfaatkan sebesar 2.175,7 MW, yang mana 9 persen untuk Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP), yang diproyeksikan akan menyusul Amerika Serikat (AS) yang menduduki peringkat pertama dunia.

Baron menyampaikan potensi listrik yang dihasilkan oleh tenaga geotermal dapat mencapai 24 GW sehingga tidak menambah beban pemerintah dalam produksi listrik dikarenakan harganya yang kompetitif.

Dia melanjutkan keahlian dalam manajemen reservoir dan keberlanjutan pasokan uap PGEO dibarengi dengan kemitraan bersama mitra bisnis terkemuka dan terkenal memastikan standar operasi yang tinggi.

Baca Juga: Saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI Dilepas Asing, Perbankan Indonesia Masih Aman?

Selain itu, PGEO unggul dalam O&M (operation and maintenance) melalui penerapan sistem manajemen dan teknologi digital.

“Pekerjaan yang konsisten dengan para ahli independen membuat pengembangan kompetensi berkelanjutan untuk semua personel O&M,” ujar Baron.

Halaman:

Editor: Yuanita SH

Sumber: Rti Business, ANTARA, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Erick Thohir: Situasi Global Belum Baik-Baik Saja

Selasa, 28 Maret 2023 | 08:51 WIB
X