Saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI Dilepas Asing, Perbankan Indonesia Masih Aman?

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 08:18 WIB
Saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI Dilepas Asing, Perbankan Indonesia Masih Aman? (sumber gambar : Mohamed Hassan via pixabay.com)
Saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI Dilepas Asing, Perbankan Indonesia Masih Aman? (sumber gambar : Mohamed Hassan via pixabay.com)

SINAR HARAPAN - Sentimen negatif dari jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat telah membawa jatuh Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,29 persen ke level 6.678,23 dalam sepekan pada periode 13 sampai 17 Maret 2023.

Seperti diketahui, jatuhnya kedua bank raksasa tersebut, mendorong aksi panic selling para investor dalam sepekan, kedua bank tersebut juga merupakan investor institusional memiliki portofolio aset surat berharga termasuk saham di seluruh pasar modal di dunia.

Sejumlah saham-saham Bank di RI pun turut masuk jajaran saham dengan netsell asing dalam sepekan, seperti Bank BRI (BBRI) mencatatkan netsell asing sebesar Rp553,8 miliar, Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp730,6 miliar, Bank BCA (BBCA) Rp795,9 miliar dan Bank BNI (BBNI) dengan netsell asing Rp256,3 miliar.

Baca Juga: Krisis Perbankan Berlanjut, 11 Bank di AS Suntik Dana Penyelamatan US Miliar Kepada First Republic Bank

Meski begitu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan bahwa jatuhnya kedua Bank Raksasa tersebut tidak berdampak langsung kepada perbankan di Indonesia.

"Ketika kami mendengar kabar tersebut kami segera melakukan investigasi terkait pengaruhnya kepada perbankan di Indonesia, hasilnya dampak secara langsung relatif tidak ada," ungkap Purbaya dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu 18 Maret 2023.

Meski pasar modal tengah goyah, perbankan Indonesia sendiri tidak turut goyah, pasalnya dari sisi portofolio aset, bank-bank di Indonesia tidak ada yang memiliki karakteristik seperti SVB yang memiliki portofolio surat berharga sangat besar. Selain itu, level permodalan perbankan nasional masih sangat tebal dan berada di angka 25,93 persen per Januari 2023.

Baca Juga: BCA (BBCA) Siap Bagi-Bagi Dividen Rp205 Per Saham

Likuiditas perbankan saat ini juga dalam keadaan yang sangat memadai, tercermin dari Alat Likuid per Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid per Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) per Januari 2023 masing-masing sebesar 129,64 persen dan 29,13 persen. Nilai ini sekitar 2,5 kali di atas threshold atau ambang batas.

Purbaya menambahkan, pada tahun ini pun tidak ada bank bermasalah di Tanah Air, yang disertai dengan kebijakan moneter yang tepat dan LPS yang tidak menaikkan bunga penjaminan secara signifikan.

“Artinya stabilitas keuangan dan perbankan dalam negeri dijaga untuk dapat terus tumbuh," tuturnya.

Baca Juga: Karyawati BRI Diduga Korupsi, BRI Pastikan Tidak Ada Nasabah Yang Dirugikan

Walaupun masih terdapat ketidakpastian global, ia menilai selama kebijakan di Indonesia baik dan terus menjaga permintaan domestik, ekonomi domestik masih bisa tumbuh.

Sinergi dan kolaborasi antara anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga terus berjalan dengan sangat baik untuk mendukung perekonomian Indonesia terus tumbuh.***

Halaman:

Editor: Yuanita SH

Sumber: Rti Business, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Suku Bunga The Fed Naik, Suku Bunga BI Apa Kabar?

Sabtu, 25 Maret 2023 | 08:27 WIB

Saham COAL Kembali Menguat, Siap Bullish?

Jumat, 24 Maret 2023 | 12:11 WIB
X