SINAR HARAPAN - Saham Credit Suisse (SWX: CSGN) jatuh ke rekor terendah pada perdagangan Rabu 15 Maret 2023 waktu setempat. Seperti diketahui, sejak Selasa 14 Maret 2023, saham Credit Suisse terus merosot, hingga anjlok lebih dari 20 persen pada Rabu.
Dengan begitu, dalam 3 hari terakhir harga saham CSGN semakin menjauhi area support terkuatnya di 2,48 franc, hingga saat ini harga saham CSGN telah jatuh sebesar 32,03 persen dari area support, hal itu telah mempersulit pasar untuk menganalisa pergerakan saham CSGN lebih lanjut.
Sebagai informasi, CSGN didirikan pada tahun 1856, CSGN adalah bank terbesar kedua di Swiss, dan memiliki pengaruh penting di pasar saham global.
Baca Juga: Berkaca dari Penutupan SVB, Fintech Indonesia Harus Segera Perkuat Tata Kelola Perusahaan
Hingga saat ini, di kawasan Asia, IHSG melemah 0,52 persen, Nikkei Jepang turun 0,94 persen, Hang Seng Hongkong melemah 1,15 persen, SSEC Shanghai terkoreksi 0,22 persen, Strait Times Singapura turun 0,34 persen.
Di kawasan Eropa, Index FTSE 100 London anjlok 3,83 persen dan Dax Frankfurt merosot 3,27 persen.
Di Amerika Serikat, Index Dow Jones jatuh 0,87 persen dan S&P 500 0,73 persen.
Baca Juga: IHSG Turun Tipis, Saham CUAN Paling Untung, Saham DEWI Paling Buntung
Saham pada perdagangan Rabu 15 Maret 2023, saham CSGN dibuka pada 2,28 franc Swiss (US$2,46) per saham, sebelum jatuh ke 1,55, dan ditutup pada titik terendah sepanjang masa yakni di harga 1,70 franc.
Kabar buruk dari CSGN bukan barang baru bagi investor dan trader. Sejak 2021, CSGN telah diganggu oleh berita negatif seperti kerugian investasi. Harga saham Credit Suisse terus turun, dan nilai pasarnya turun drastis.
Sebelumnya, pada awal Februari, Credit Suisse membukukan rugi bersih sebesar 7,3 miliar franc Swiss untuk tahun 2022, sedangkan pada tahun 2021 rugi bersihnya sebesar 1,7 miliar franc Swiss.
Baca Juga: Pantang Kendor Sejak IPO, Saham CUAN Melesat Hampir 200 Persen
Baru-baru ini mengutip laporan tahunan CSGN 2022 yang dirilis pada Selasa 14 Maret lalu, ditemukan adanya kelemahan materia dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Hal tersebut bahkan memicu Bank Sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) untuk menyediakan likuiditas bagi bank investasi bermasalah itu jika diperlukan.
Sementara itu, Saudi National Bank, pemegang saham utama Credit Suisse, mengatakan pada Rabu 15 Maret 2023 bahwa pihaknya tidak akan menambah sahamnya di bank tersebut.
Artikel Terkait
Butuh Modal Untuk Usaha? Begini Syarat dan Cara Pengajuan KUR BRI 2023 Secara Rinci
Resmi! HPP Gabah Kering Panen Naik Jadi Rp5.000 Per Kg
IHSG Turun Tipis, Saham CUAN Paling Untung, Saham DEWI Paling Buntung
Bulog Pastikan Segera Salurkan Bansos Beras Bulan Maret Ini
BEI dan OJK Mulai Kompetisi Duta Pasar Modal
Penawaran Masuk SUN RI Meningkat di Tengah Sentimen Negatif SVB dan Signature Bank
Tidak Terdampak Penutupan SVB, BBNI Akan Bagi Dividen Rp7,32 Triliun
Laba DCII Melesat 40,69 Persen, Toto Sugiri Bahagia
Dukung Penerapan P3DN, Semen Indonesia (SMGR) Raih Penghargaan dari Jokowi
Berkaca dari Penutupan SVB, Fintech Indonesia Harus Segera Perkuat Tata Kelola Perusahaan