SINAR HARAPAN - Pada Rabu 1 Maret 2023, waktu Brussels, sepuluh negara Uni Eropa (UE) mendesak adanya perombakan pasar tunggal UE agar blok tersebut menjadi lebih kompetitif melawan Amerika Serikat dan China dalam sektor energi bersih.
Kesepuluh negara Uni Eropa tersebut, Belgia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Irlandia, Latvia, Lituania, Belanda, dan Slovakia, mengutarakan desakannya dalam surat yang ditujukan kepada eksekutif Komisi Eropa yang dapat mengusulkan undang-undang UE baru.
"Perhatian politik telah difokuskan pada langkah-langkah jangka pendek mengingat harga energi yang tinggi dan persaingan global yang lebih tegas di sektor teknologi bersih," kata 10 pemimpin Uni Eropa dalam surat tersebut, yang dilihat oleh Reuters.
Baca Juga: Mau Kuliah Ke Jepang Gratis Plus Tunjangan? Cek Persyaratan Ajinomoto Scholarship 2024!
"Yang dibutuhkan Uni Eropa sekarang adalah strategi daya saing jangka panjang untuk bersaing dengan pesaing global utama kami dalam hal produksi dan produktivitas ekonomi," kata mereka mendesak topik tersebut untuk dibahas pada KTT Uni Eropa berikutnya pada 23-24 Maret.
Mereka mengatakan dampak ekonomi dari pandemi COVID-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS telah membuat masalah daya saing Eropa menjadi sorotan.
"Eropa membutuhkan strategi jangka panjang untuk daya saing dan produktivitas, yang melengkapi inisiatif terbaru Komisi dari Green Deal Industrial Plan," kata surat itu.
Baca Juga: Melesat Hampir 100 Persen, RMK Energy (RMKE) Angkut 623,9 Ribu Ton Batu Bara
Surat itu mengatakan pasar tunggal UE memerlukan perombakan, mencatat bahwa sektor jasa UE, yang menghasilkan lebih dari dua pertiga produk domestik bruto Eropa, sangat penting bersama dengan industri "teknologi bersih", seperti produksi baterai atau instalasi hidrogen.
Para pemimpin mengatakan bahwa penekanan harus ditempatkan pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan.
Mereka juga mendesak kemajuan yang lebih cepat pada proyek Uni Pasar Modal UE, yang bertujuan untuk mempermudah perusahaan-perusahaan memanfaatkan modal swasta, tetapi kemajuannya lambat sejak 2014 karena perbedaan antara 27 pemerintah UE.
Baca Juga: Kesenjangan Pendanaan Infrastruktur Ribuan Triliun Rupiah, Sri Mulyani: Perlu Pembiayaan Inovatif
"Mengurangi hambatan dan meningkatkan fungsi pasar modal akan meningkatkan alokasi modal dan mendukung perusahaan-perusahaan kami dan karenanya daya saing UE," katanya.***
Artikel Terkait
Dukung Net Zero Emission, Frisian Flag Indonesia Beli Sertifikat EBT dari PLN
Mulai Hari Ini Saham BULL Masuk Efek Tidak Dijamin, Apa Saja Parameternya?
Lebih Rendah dari Bulan Lalu, Inflasi Februari 2023 Capai 0,16 Persen Secara Bulanan
Baru IPO, Saham HILL Langsung Betah di Zona Hijau
Kerap Pamer Harta, Ditjen Bea Cukai Panggil Eko Darmanto
Perkuat Pelaksanaan UU P2SK, OJK Melantik 22 Pejabat
Proses Pemeriksaan Terus Berlanjut, Pengunduran Diri Rafael Alun Ditolak
Kesenjangan Pendanaan Infrastruktur Ribuan Triliun Rupiah, Sri Mulyani: Perlu Pembiayaan Inovatif
Melesat Hampir 100 Persen, RMK Energy (RMKE) Angkut 623,9 Ribu Ton Batu Bara
Mau Kuliah Ke Jepang Gratis Plus Tunjangan? Cek Persyaratan Ajinomoto Scholarship 2024!