SINAR HARAPAN - Harga saham Pertamina Geothermal Energy (PGEO) ditutup stagnan pada harga Rp875 pada perdagangan perdananya Jumat 24 Februari kemarin.
Sepanjang perdagangan harga saham PGEO menyentuh harga tertinggi Rp925 dan terendah Rp915. Transaksi diperdagangan perdananya pun melibatkan 585,4 juta saham PGEO dengan nilai mencapai Rp488,82 miliar.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury, mengatakan untuk melihat saham PGEO dari sisi fundamental, bukan secara short term atau jangka pendek.
Baca Juga: Realisasi Investasi KEK Galang Batang Bintan Capai Rp19 Triliun
“Dari sisi fundamental, perusahaan ini fundamental kuat dengan EBITDA margin kuat, balance sheetnya pun sangat baik, kita sih optimis. Jangan lihat dari apa yang terjadi secara short term, tapi fundamentalnya secara keseluruhan,” kata Pahala dalam konferensi pers di Main Hall, BEI, Jumat 24 Februari.
Pahala membantah apabila IPO Pertamina Geothermal Energy tidak sukses, mengingat dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp9,05 triliun.
Selain itu, lanjut dia, terlihat dari jumlah kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 3,81 kali dari porsi pooling, atau melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Baca Juga: Terus Berinovasi, Traveloka Luncurkan Berbagai Promo dan Fitur Baru
“Saya rasa kalau dibilang tidak sukses tidak betul. Kita harus melihat bagaimana IPO dari sisi jumlah dana yang berhasil dikumpulkan saat ini,” ujar Pahala.
Dia menjelaskan PGE merupakan perusahaan energi dengan EBITDA margin terbaik untuk saat ini. “EBITDA dia sebesar 244 juta dolar AS, EBITDA margin mendekati di atas 70 persen,” ujar Pahala.
Menurut dia, secara fundamental kinerja entitas usaha PT Pertamina (Persero) ini baik hingga kuartal III-2022, tercatat laba bersih mencapai 111,43 juta dolar AS.
Baca Juga: Awas Macet, Jasamarga Rekonstruksi Dua Titik Tol Jakarta-Cikampek
Adapun, laba tersebut didorong oleh pendapatan yang mencapai 287,39 juta dolar AS hingga kuartal III-2022,
“Kalau kita lihat selama ini total pendapatan PGE itu setiap tahun meningkat 5 hingga 10 persen,” ujar Pahala.
Artikel Terkait
INA dan Silk Road Fund resmi jadi investor strategis Kimia Farma
Apple Batal Bangun Pabrik di Indonesia, Kesemrawutan Pengelolaan Tambang Akan Hambat Hilirisasi
Tidak Ada Lagi Mobil Murah, LCGC Akan Naik Rp5 Juta
Kurs Rupiah Melemah 13 Poin Pagi Ini, IHSG Menguat 0,29%
Aset Bank Mega Bernilai Rp 141,75 Triliun, Laba Bersih Tahun lalu Rp4,05 triliun
Angkutan Logistik Dari Kupang ke Beberapa Wilayah Masih Terhambat Tanah Longsor
Imbas Kasus Putra Pejabat Pajak, Sri Mulyani Minta Masyarakat Tetap Bayar Pajak dan Lapor SPT
Awas Macet, Jasamarga Rekonstruksi Dua Titik Tol Jakarta-Cikampek
Terus Berinovasi, Traveloka Luncurkan Berbagai Promo dan Fitur Baru
Realisasi Investasi KEK Galang Batang Bintan Capai Rp19 Triliun