SINAR HARAPAN - PT PLN (Persero) tengah mengembangkan biomassa sebagai bahan baku alternatif energi bersih untuk mengurangi emisi karbon, salah satunya melalui program co-firing atau penggantian sebagian batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan biomassa.
PLN mengklaim bahwa selain dapat meningkatkan produktivitas lahan, inisiatif ini juga memiliki potensi untuk merangsang perekonomian masyarakat lokal.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo melalui keterangannya di Jakarta, Senin 18 September 2023, menjelaskan co-firing yang dikembangkan PLN merupakan inovasi strategis untuk meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan.
Baca Juga: Harga Saham NCKL Masih Dibawah Harga IPO, Hold atau Jual?
Tak sampai di situ, kata dia, dalam menjamin ketersediaan bahan baku biomassa untuk teknologi tersebut, justru mampu menghidupkan lahan tandus milik rakyat, sehingga mampu mendorong geliat ekonomi baru.
"Kami sebagai BUMN tak hanya bertanggung jawab dalam menyediakan energi bersih saja. Inovasi yang kami kembangkan ini juga menyasar berbagai aspek, mendorong ekonomi rakyat, menjaga kelestarian hutan, dan rehabilitasi lahan tandus serta melepas ketergantungan atas bahan bakar fosil," kata Darmawan.
Melalui Subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI), PLN menguji coba pengembangan ekosistem green economy di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Baca Juga: OJK: Bursa Karbon Akan Resmi Diluncurkan pada 26 September 2023
Lahan tandus yang tak terpakai disulap oleh PLN menjadi kawasan green energy sekaligus sebagai sumber kebutuhan pakan ternak.
PLN menyebut upaya yang selaras dengan prinsip enviromental, social, and governance (ESG) itu menjadi salah satu penguatan rantai pasok biomassa di Indonesia untuk teknologi co-firing.
Lewat upaya itu, masyarakat desa juga mampu menghemat biaya pakan ternak dan memanfaatkan lahan tandus jadi sumber ekonomi baru.
Baca Juga: Percepatan Proyek Rempang Terkesan Terburu-buru, Begini Penjelasan Menteri Bahlil
Sementara itu. Vice President Pengadaan, Pengendalian, dan Logistik Biomassa PLN EPI Erfan Julianto mengatakan pada 2025, PLN EPI akan membutuhkan pasokan biomassa hingga 10,2 juta ton/tahun.
Pengembangan ekosistem green economy dan juga sumber biomassa lainnya akan terus dilakukan oleh PLN EPI untuk memperkuat rantai pasok biomassa.
Artikel Terkait
Punya Potensi di Industri PV Module, Hilirisasi Silika Belum Maksimal
Tiket Gratis Kereta Cepat Terjual 98 Persen
Jaga Stabilitas Harga CPO Daerah, Perusahaan CPO di Babel Diminta Prioritaskan Kebutuhan Warga Lokal
IHSG Sepekan: Saham AMMN dan TLKM Diborong Asing, Saham TGUK dan RUIS Paling Untung
Saham TLKM Diborong Asing, Gara-Gara Starlink?
Percepatan Proyek Rempang Terkesan Terburu-buru, Begini Penjelasan Menteri Bahlil
Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Rp1.075.000 Per Gram
Prospek Terpoles, Harga Saham RUIS Meroket Lebih dari 90 Persen Dalam Sebulan!
OJK: Bursa Karbon Akan Resmi Diluncurkan pada 26 September 2023
Harga Saham NCKL Masih Dibawah Harga IPO, Hold atau Jual?