SINAR HARAPAN - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan menguat 0,84 persen ke level 6.982,791, penguatan pada pekan ini telah membuktikan bahwa IHSG masih tetap gagah meski investor asing mencatatkan netsell sebesar Rp464,75 miliar (All Market).
Meski begitu, dalam sepekan diam-diam investor asing masih terus mengakumulasikan pembelian pada beberapa saham.
Investor asing terpantau mencatatkan netbuy terbesar pada saham AMMN. Hal itu pun membuat saham AMMN menduduki jajaran teratas di daftar saham yang paling banyak diborong asing dalam sepekan.
Baca Juga: Harga Saham MAPI Bergerak Terkonsolidasi, Saatnya Serok?
Netbuy investor asing pada saham AMMN tercatat senilai Rp333,9 miliar. Dalam sepekan, sebanyak 406,6 juta saham AMMN diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp2,3 triliun.
Diikuti oleh saham BUKA, TLKM dan INKP yang juga ikut mengekor dan diborong asing, masing-masing mencatatkan netbuy asing sebesar Rp71,4 miliar, Rp40,8 miliar dan Rp31,5 miliar.
Disisi lain, saham BBCA malah menjadi pemimpin jajaran saham yang paling banyak dijual asing dalam sepekan.
Netsell asing pada saham BBCA dalam sepekan mencapai Rp802,4 miliar. Sebanyak 301,9 juta lembar saham BBCA diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp2,7 triliun.
Baca Juga: Kinerja Mantap, Harga Saham BBTN Kok Murah?
Diikuti oleh saham MDKA, BBRI dam GOTO yang juga turut dilego investor asing dan masing-masing mencatatkan netsell asing sebesar Rp176,9 miliar, Rp139,3 miliar, dan Rp133 miliar.
Sementara itu dijajaran saham dengan keuntungan terbesar (Top Gainers) pekan ini, saham TGUK memimpin jajaran dengan mencatatkan penguatan mingguan sebesar 44,68 persen dan ditutup pada harga Rp136, sebanyak 349,5 juta saham TGUK diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp41,6 miliar.
Diikuti oleh saham RUIS yang mengakumulasikan penguatan mingguan sebesar 43,24 persen ke harga Rp318, lalu saham LAJU naik 42,11 persen ke harga Rp81 dan saham INET melesat 37,14 persen ke harga Rp240.
Baca Juga: Jaga Stabilitas Harga CPO Daerah, Perusahaan CPO di Babel Diminta Prioritaskan Kebutuhan Warga Lokal
Sedangkan, dijajaran saham dengan kerugian terbesar (Top Losers) saham RELF mencatatkan performa negatif terbesar dan harus berakhir buntung pada pekan ini.
Dalam sepekan, harga saham RELF terpantau anjlok 34,26 persen ke harga Rp71, sebanyak 541,9 miliar lembar saham RELF diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp46,9 miliar.
Artikel Terkait
Rektor IPB Arif Satria minta dukungan Presiden wujudkan IPB Innovation Valley
Diborong Pengendali, Harga Saham BRPT Melesat 24,56 Persen Dalam Sepekan
Kinerja Mantap, Harga Saham BBTN Kok Murah?
Belum Blokir Live Shopping di TikTok, Kominfo Tunggu Perkembangan Regulasi Perdagangan Platform Media Sosial
Harga Saham MAPI Bergerak Terkonsolidasi, Saatnya Serok?
Mampu Penuhi Komitmen Keuangan Jangka Panjang, Rating Obligasi MDKA Naik Menjadi idA+
Khofifah: Tari Kolosal Gandrung Sewu Bisa Jadi Pintu Wisata Internasional di Banyuwangi
Punya Potensi di Industri PV Module, Hilirisasi Silika Belum Maksimal
Tiket Gratis Kereta Cepat Terjual 98 Persen
Jaga Stabilitas Harga CPO Daerah, Perusahaan CPO di Babel Diminta Prioritaskan Kebutuhan Warga Lokal